kumpulan cerpen : cerita pendek terbaru, kumpulan puisi, novel, serta hal-hal menarik yang terjadi disekitar kita.....

Cerita pendek : BLUR

 kumpulan cerita pendek terbaru
Mencari nafkah, setiap orang pasti harus melakukan hal itu untuk bertahan hidup, paling tidak untuk menghidupi dirinya sendiri agar tidak mati kelaparan. Sama seperti yang aku dan orang lain lakukan. Memang menyebalkan harus menurut perintah orang lain dan selalu berada dibawah tekanan hanya untuk

menambah beberapa digit angka direkening.
 kumpulan cerita pendek terbaru
Tapi aku tidak membencinya, mungkin itulah hidup. Harus mengikuti jalur yang ada atau mencari jalur sendiri. Aku lebih suka mencari jalur sendiri, walaupun itu sangat beresiko karena aku tidak pernah tahu jalan mana yang akan kutemukan. Apakah aku akan tersesat dijalur yang salah atau menemukan jalur yang lebih baik yang belum pernah kulewati sebelumnya. Semuanya terlihat buram, tak pernah kulihat sesuatu yang jelas dihadapanku.
 kumpulan cerita pendek terbaru
Sekarang aku sudah disini dan masih bertarung dengan kerasnya hidup. Keputusan itu yang membawaku kesini, keputusan yang ditentang oleh orang tuaku tahun lalu.  Ibuku sangat kaget mendengar keputusanku yang baginya itu sangat mengejutkan.

"apa yang kamu bicarakan, Yusuf..? kamu sudah gila ya?"
aku hanya bisa terdiam mendengar pertanyaan ibuku tadi. Sekilas kulihat raut muka ibu tampak marah bercampur sedih sehingga aku tidak berani menjawab pertannyaan ibu.

"kamu tidak tahu apapun disana, itu adalah tempat berbahaya. Ibu tidak mau hal buruk menimpa dirimu, nak. karena ibu sangat menyayangimu." 
Lagi-lagi aku hanya bisa diam sampai ibu selesai menasehatiku dan pergi tidur. Aku pun memutuskan untuk pergi ke kamar untuk sekedar berbaring dan menenangkan pikiran. Aku sangat mengerti bahwa ibu sangat menyayangiku, dia hanya tidak ingin aku terluka. Tapi sampai sebegitukah? Marah dengan ekspresi yang tidak pernah kulihat sebelumnya. Tidak seperti kemarahan yang sudah-sudah.

Mungkin aku anak yang bandel, tepat pukul lima pagi aku pergi ke terminal tanpa menghiraukan nasehat ibuku semalam. Bukannya aku ingin menentang nasehat orang tua, tapi aku tidak ingin hidupku dihabiskan untuk menanam padi dan palawija. Karena mencari pekerjaan di desa terpencil seperti ini sangatlah sulit dan mungkin memang tidak ada.

Bersama Suprapto kawan baikku, aku mencari loket yang menjual tiket tujuan jakarta. Kawanku ini sangat baik dan jujur, dia bahkan memberi sedikit uang hasil kerjanya menjadi kuli bangunan untuk bekalku di jakarta. Bahkan dia tidak memikirkan dirinya sendiri demi membantu temanya. Padahal dia juga tidak punya apa-apa, dia hanya seorang pemuda kere, sama halnya sepertiku. Ingin sekali kumenangis terharu karena kebaikannya, tapi sengaja kutahan air mataku agar dia bisa melepas kepergian sahabatnya ini.

Tiket bus ke Jakarta sudah terbeli dari uang tabunganku dan dari uang yang kuambil dari tabungan ibuku. Kuharap ibu tidak marah dengan tindakanku ini, karena aku telah meninggalkan surat permintaan ma'af sebelum aku pergi.

"Yusuf, hati-hati di jakarta!" kata suprapto sambil bersalaman denganku.

"itu pasti, aku tidak akan melupakan kebaikanmu, kawan." jawabku dengan percaya diri, lalu masuk kedalam bus. Kawanku itu akhirnya pulang untuk bekerja seperti biasanya.

Kulihat kursi-kursi penumpang masih banyak yang kosong, model kursi bus itu adalah 2 : 3, 2 kursi di sebelah kiri bus dan 3 kursi di sebelah kanan. kuputuskan untuk duduk di kursi yang hanya muat untuk dua orang. Tak berapa lama, seorang gadis datang dan meminta untuk duduk di sebelahku. Gadis itu sangat cantik, rambutnya panjang terurai dengan indah, senyumnya sangat manis,kulitnya putih bersih, bicaranya santun dan sopan, namanya Maya denisa. Sayangnya dia hanya berhenti di Indramayu, otomatis duduk sendiri lagi.

Dalam perjalanan aku hanya bisa duduk sambil termenung dan memikirkan bagaimana perasaan ibuku saat membaca surat itu. Sesekali aku mencoba untuk tidur, tapi pengamen dan pengasong ini sangat berisik.

Setelah sembilan jam perjalanan dan tidak bisa tidur, akhirnya sampai juga di terminal Pulogadung. Aku pun turun dari bus sambil tersenyum lebar dan kemudian bingung. Calo bus disini sangat kasar, tampangnya juga sangar. berbeda sekali dengan sikap Maya denisa. mereka memaksa calon pembeli untuk membeli tiket darinya dengan cara keroyokan. Kacau sekali keadaan disini.
 kumpulan cerita pendek terbaru
Hari mulai malam, tapi aku masih berjalan tak tentu arah sampai akhirnya terlihat sebuah tulisan " TERIMA KOST" tertempel di gerbang depan rumah. Tanpa pikir panjang aku langsung mengetuk pintu rumah itu dan keluarlah pemilik rumah itu. "ada apa dek?" tanya pemilik rumah. Aku pun menjawab pertanyaannya dengan ekspresi orang kelelahan. Setelah satu jam berbincang-bincang dengan pemilik rumah aku pun diperbolehkan untuk sewa kost dengan biaya 350 ribu per bulan. Harga yang lumayan mahal untuku.
Keesokan paginya dengan berbekal ijazah SMA kudatangi setiap kantor yang kulihat untuk mengemis pekerjaan tapi tak ada kantor mau menerima lulusan SMA. Sudah satu minggu aku mencari pekerjaan tapi hasilnya nihil. Sampai disuatu toko yang ramai pengunjung, aku pun menannyakan lowongan kerja tanpa kenal malu. Dan jawaban yang kutunggu akhirnya keluar. Pemilik toko memperbolehkanku bantu-bantu ditokonya dengan upah harian.
 kumpulan cerita pendek terbaru
Tapi menjaga toko tidak semudah kelihatanya, yang paling extrem adalah ketika beberapa preman tidak mau membayar belanjaanya. Terpaksa kuhajar mereka sampai babak belur, ternyata cara berkelahi preman tidak se extrem tampilannya. Padahal aku sudah takut duluan melihat tampang serta dadanannya yang mengerikan macam hantu. Tangannya penuh tatoo sampai ke lengan dan bahunya, memakai kaos lengan pendek dan celana jeans yang penuh dengan robekan. Raut wajahnya pun tidak pernah tersenyum, membuat siapapun orang yang melihatnya menghindar, bahkan lari ketakutan. Untungnya aku tidak lupa jurus-jurus pencak silat yang pernah kupelajari sejak umur 6 tahun.
 
Tiga bulan berlalu pemilik toko mulai senang dengan kinerjaku dan dia memberikan kepercayaan yang lebih, aku pun mulai betah dan senang menjalani hari-hariku sebagai tangan kanan pemilik toko.
Seperti biasanya hari ini aku harus merapikan barang-barang dagangan. Tapi tidak tahu mengapa perasaanku  sangat gelisah tanpa sebab, sampai kemudian kuterima telpon dari adikku. Pertama kali kuangkat telponnya hanya isak tangis yang kudengar,setelah beberapa lama dia pun berbicara dengan terbata-bata dan mengabarkan bahwa ayah telah meninggal tertabrak truk sesaat setelah mangantarkan adikku kesekolah, dan jazadnya sudah tidak sempurna lagi. Aku sangat terpukul mendengarnya.
 kumpulan cerita pendek terbaru
Ibu menyuruhku pulang, tapi kupikir itu tidak mungkin karena aku akan dipecat jika aku pulang kekampung halaman. Sedangkan tulang punggung keluarga sekarang adalah aku, karena aku adalah anak pertama. Adikku yang pertama kini kelas 2 SMA, dan satu lagi masih SMP. Aku harus bisa membiyai sekolah adik-adikku hingga tamat, karena aku tahu ibu tidak punya apa-apa lagi untuk dijual, apalagi barang berharga macam emas berlian. Aku putuskan untuk tetap tinggal dan bekerja. Aku hanya bisa mendoakan ayah dari sini tanpa pernah melihat makam ayah. "Semoga ayah mendapatkan tempat yang layak disisiMu ya Allah,! Amin".
"TAMAT"
 kumpulan cerita pendek terbaru

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Cerita pendek : BLUR