kumpulan cerpen : cerita pendek terbaru, kumpulan puisi, novel, serta hal-hal menarik yang terjadi disekitar kita.....

Cerita pendek bersambung | ti Na ra

Seberkas Harap 
cerita pendek cinta remaja lucu cerpen
Tina menangis sejadi-jadinya di pelukan sahabatnya, Yuli. 

                “Begitu tega Antok mengkhianatiku, Mbak. Kau tahu kan, aku tak pernah menjalin hubungan dengan siapa pun. Hanya dia laki-laki pertama yang kupercaya. Aku benar-benar gak nyangka. Ini yang aku dapat darinya. Setahun setengah kami jalani, aku kira dia jodohku. Aku terlanjur sayang sama dia, Mbak”

                Tangis Tina tak bisa dibendung semuanya tumpah bagai air laut yang sedang pasang menyirami pantai hingga ke punggung motel. Segunung cinta yang ia bangun dengan satu kata ‘percaya’ tak mampu mengukuhkan kesetiaan yang ada. Langit cerah dan biru yang ia suka tak sanggup menorehkan senyum tersadis pun. cerita pendek

                “Sabar Dik...!!!”

                Tak ada lagi yang Yuli katakan kecuali secuil kata tuk mengingatkan Tina akan sebuah makna kata ‘sabar’. Yuli sadar, saat seperti ini bukan waktu yang pas untuk berkhotbah. Tak akan ada telinga yang mau mendengarnya. Apalagi dia tahu, mungkin menasehati itu gampang tapi menghadapinya tak segampang makan permen tanpa bungkus pemberian orang pula alias gratis. Yuli paham betul perasaan Tina. Ia pernah menduduki posisi yang sama dengan Tina. Hanya bedanya, Yuli ditinggal pacar yang menghamili anak orang, sedangkan Tina ditinggal pacar yang bertunangan dengan perempuan lain. 

                Tangis Tina masih belum usai. Setiap malam, ia mengutuk Tuhannya. Kenapa Tuhannya itu berbohong. Bukankah Dia berjanji tuk mengabulkan doa orang-orang yang berpuasa di Bulan Ramadhan, tapi ‘kenapa Dia ingkar janji’. Itu yang menjadi dzikir Tina tiap saat. 

                Kepercayaannya pada Antok memang melambung tinggi. Antok adalah laki-laki pertama yang menempati singgasana hatinya. Tina menempatkan Antok di tempat terindah. Ia ingin Antok adalah laki-laki terakhirnya. Tak pernah terbersit satu kata sebagai label Antok. Mantan. Tapi hari ini Antok telah di posisi itu. Mantan. Lebih tepatnya bekas pacar. Namun, saking percayanya, Tina masih menyimpan segumpal harapan. Jodoh pasti bertemu. Siapa tahu ia salah menilai Tuhan. Mungkin ini hanya ujian untuk memperkuat tali kasih mereka.cerita pendek

                Tina mulai bangkit lagi. Ia bangun bersama sejumlah harap yang tak terhitung. Bangun dari tidurnya yang panjang. Melebihi kapasitas normal. Empat hari. Rapuh kala itu. Tak sedikit pun nasi mau menyentuh bibir mungilnya. Hanya cokelat yang Yuli beli agar Tina bisa mengatasi frustasi gelapnya.

                “Mungkin nasi akan terasa memuakkan, lauk terasa sangat menjijikkan, tapi cokelat ini harus kau makan. Paling tidak saat aku tak ada, kau bisa sedikit menghilangkan kesedihanmu dengan memakannya.”

                “Iya.” Jawab Tina datar.

                “Senyum rah Tin, sedikit saja.”

                Tina tak merespon. Pandangannya masih kosong. Ia masih merasa tak percaya. Mungkin ini mimpi atau imajinasi cerpen, yang tercipta untuk happy ending. Tapi jika sebaliknya?cerita pendek

                Empat hari telah berlalu. Pandangan Tina tak lagi hampa. Pikirannya mulai bisa tertata. Langkahnya telah berirama. Tak perlu ada yang disesali. Ia yakin masih ada harapan. Ia yakin Antok masih mencintainya. Antok akan menghargai kesetiannya. Pria itu akan kembali ke peluknya. Bukankah Fita, saudara Antok mengatakan pertunangan yang terjadi karena paksaan orang tua Antok? Tina masih punya ruang. Pasti ada sinar meski sekecil lubang jarum yang akan terpancar bersama kehendak Allah. Tina sangat yakin Allah tak akan ingkar janji.

HARAP
Karya Tiyan Juna
                Maaf...
                Aku masih mengharapmu kasih
                Aku tunggu kau di gerbang rindu
                Aku yakin Tuhan telah mengikat kita dalam satu benang merah
                Maaf...
                Aku harusnya lebih cepat
                Tapi sebuah harap akan menjagamu dengan tepat
                Kita bersama memijak semesta
                                                                                                                Bws, 26 Desember 2005

                Kali ini mading penuh dengan puisi romantis penuh harap dari Tiyan Juna. Sebuah nama pena dari Tina. Nama itu dipilih Tina agar Antok tahu, Tina masih mengharapnya. Tiyan adalah gabungan dari nama Tina dan Antok. Juna berasal dari kata Juni, maksudnya bulan jadian mereka. 26 Juni 2004. Nama ini pula yang akan mereka sematkan pada putra kecil mereka kelak.cerita pendek

PENASARAN
Karya Tiyan Juna

                Kutahu kau masih tersipu
                Mengharap waktu memihakku
                Namun, kenapa juga tak kau
                Umumkan lewat surat kabar dan undangan
                Rasa yang kau tanam masih kau kenang

Usah peduli kata orang
Kuyakin asmara begitu dalam
Melayang mengapung dan tak mungkin tenggelam
Bersama waktu dan penasaran
Bws, 26 Januari 2006

                Antok mengajak Tina bicara. Pulang sekolah mereka bertemu di persimpangan jalan yang dulu selalu mereka lewati berdua. cerita pendek

                “Gimana kabarmu, Tin? Maaf baru kali ini aku bisa bicara langsung. Sungguh aku mohon maaf. Aku menyayangimu. Tapi aku tak bisa menolak keinginan orang tuaku. Aku akan kembali padamu. Kau hanya perlu bersabar. Tunggu aku.”

                Tina meletakan kedua tangannya di dada. Haru. Wajah polosnya nampak jelas. Harapannya semakin membumbung. Tak ada yang tak mungkin jika Allah menghendaki.cerita pendek cinta remaja lucu anak

                Ya...aku akan sabar menunggumu hingga kau di sisiku lagi.”  

                Antok berlalu. Tina berhenti melangkahkan kakinya. Ia tahu, Antok tak ingin nama Tina yang kini menjabat sebagai ketua OSIS tercemar. Antok tak ingin mereka terlihat berdua sedang dia telah bertunangan. Antok tak ingin Tina dipanggil Kepala Sekolah lagi seperti dulu saat mereka ketahuan pacaran. Mereka sekolah di madrasah aliyah yang melarang siswa-siswinya menjalin hubungan yang mendekatkan mereka pada zina.

                Itu juga yang dilarang ayah Tina. Ayah Tina tidak ingin melihat putri bungsunya menjalin hubungan spesial tak tentu arah yang cenderung menuju zina. Apalagi ayah Tina tak suka dengan Antok yang tak mondok. Pikiran fanatik ayah Tina sangat tajam. Kalau bukan santri/pondokan, ia tak akan rela orang itu menjadi menantu. Pada prinsipnya, jika laki-laki itu santri, so pasti tahu agama dan hukum-hukum yang ada. Ayah Tina yakin, jika putrinya itu menikah dengan orang yang agamanya kuat akan tentram pula kehidupan bidadari yang ia cintai itu.

                Hubungan Tina dan Antok terbilang wajar. Tak ada kontak fisik seperti halnya muda-mudi lain yang dimabuk cinta dan tak peduli itu nafsu bejat atau pengorbanan cinta. Bagi mereka semua terletak pada rasa percaya. Kepercayaan itu adalah pondasi suatu hubungan. Tina juga yakin kalau Antok anak yang baik meski berasal dari keluarga kurang mampu. Antok anak yatim. Sehari-harinya sepulang sekolah, ia rajin membantu ibu dan kakaknya. Itu saja sudah membuat Tina tak ingin melepas pria hitam manis berlesung pipit tepat di tengah pipi kanannya.

                “Mbak Yuli, kok aku baru tahu Kak Antok punya lesung pipit? Manis juga ya!”

                “Kamu suka ya, Tin”

                Gak. Cuma komen aja

                Tanpa sepengetahuan Tina, Mbak Yuli yang jahil menceritakan dialognya dengan Tina panjang lebar dengan diimbuhi berbagai tambahan mungkin juga perkalian. Pulang sekolah Antok menunggu Tina di persimpangan jalan. Jalan itu adalah jalan pintas pulang pergi Tina dan siswa-siswi lain madrasah aliyah. 

                “Tin, apa benar yang Yuli katakan padaku?”

                “Yang mana Kak?”

                “Pembicaraan kalian tentangku? Jika benar, aku setuju.”

                “Maksud Kakak?”

                “Kita jadian sekarang.”

                Rasanya aneh permulaan cinta itu bersemi. Tapi Tina bahagia. Tina telah berkomitmen untuk setia pada pacar sekaligus lelaki pertama yang memiliki tahta hatinya secara sah tanpa sakral itu.

                Semua berlalu bersama waktu. Bergulir mengitari berbagai ruang. Dengan puisi yang dilukis dalam sebuah kertas berjudul ‘forever my dear’ berupa tulisan tegak bersambung mini dan tak resmi.

                Setelah kejadian itu dan kata selamat yang diucapkan Mbak Fita, mereka telah saling memiliki. Begitulah yang tertulis dalam catatan romantis alias diary mereka. Satu diary yang menghubungkan perasaan mereka satu sama lain. Puisi indah, alasan kecemburuan, kata-kata romantis dan semuanya tertuang penuh dalam buku tersebut. Selama perjalanan cinta mereka telah tujuh diary yang menjadi tumpuan pengobat rindu. Saat itu belum ada handphone. Termasuk ucapan selamat ulang tahun yang dilukis manis dengan tangan Antok sendiri.

                Jaket pink dibungkus kertas kado warna senada dengan gambar lope-lope dihiasi pita merah maroon menjadi kado ulang tahun pertama yang ia terima dari Antok. Jaket peneman tidur malam yang dingin.

                Sayang, kado itu diberikan Antok seminggu setelah ultah Tina gara-gara mereka marahan. 

                “Dapat kado apa dari Antok, Tin? Cie...cie...”

                “Jaket, Mbak. Tapi sayang, waktu kuultah ia gak bilang happy birthday. Ih...sebel aku.”

                “Tapi kan sekarang dah dapet tanda cinta. Cie...cie...”

                “Iya.” Dengan semburat merah muda yang menghiasi pipi putih Tina, ia memeluk jaket tersebut.

                “Cie...meluk Antok nich....Hehehe” Goda Yuli lagi.

                Kontan Tina semakin tak bisa menyembunyikan guratan merah muda yang makin terang di rahang pipi gadis itu.
***
                Sayang, makasih kadonya ya...aku seneng banget. Dia bagaikan kamu yang menghangatkanku di malam yang dingin ini. Yank, katanya ada pasar malam ya, di alun-alun. Besok malam ke sana ya... Aku tunggu di dekat kuda-kudaan ya...!
***
                Malam minggu yang sesak dan ramai. Sepertinya semua orang pada malam mingguan. Sulit bagi Tina untuk menemukan Antok. Sudah lirik kiri kanan tapi tak juga muncul sosok hitam manis itu. Tina bersama kemenakannya. Anak itu sedang bermain kuda-kudaan. Ayah Tina yang tak suka keramaian memilih menunggu dekat pedagang martabak di sebelah selatan. Tiba-tiba ada yang memegang pundaknya.

                “Ini aku Yank.”

                “Huhuhu...aku kaget.”

                “Kamu sama siapa?”

                “Sama Abi dan Ading. Tuch Ading naik kuda-kudaan. Abi nunggu di dekat dagang martabak”

                “Aman ya...” 

                “Iya.”

                “Mana jarimu?”

                Tina mengangkat tangan kirinya. Dengan sigap Antok memasang cincin putih polos berpermata di tengahnya. Bagai prosesi pertunangan yang disaksikan seribu manusia sebagai tamu undangan.
cerita pendek cinta remaja lucu cerpen
                “Ini hanya simbolis. Tapi suatu hari akan kusematkan cincin emas sebagai tanda cintaku padamu.”

                Tina menarik tangannya pelan-pelan. Semburat merah jambu langsung menghinggapi pipi mulusnya. Ada getar yang begitu dahsyat dan membuat bumi seakan terbalik saat itu. Sentuhan tangan pertama. Panas dingin dirasakan Tina. Tina rasanya melayang tak menyentuh tanah dibawa terbang ke angkasa. Waktu terasa berhenti selama lima jam. Suasana tiba-tiba berubah sepi hanya tinggal mereka berdua dengan musik klasik, gaun malam indah dan taksedo melengkapi prosesi itu. Dansa dilakukan dengan begitu mesra. Tina berusaha mengontrol diri.
cerita pendek cinta remaja lucu cerpen
                Tina segera pamit setelah mengenalkan Ading pada Antok. Ia tak ingin Ayahnya menyusul dan mengetahui hubungannya dengan Antok. 

                “Ding, ini teman Tante. Mas Antok namanya.” Ading mengulurkan tangan sembari mencium tangan Antok.

                “Anak pinter.” Antok mengelus kemudian mengacak-acak rambut Ading.

                “Kami pulang dulu ya..! Makasih cincinnya.”

                Malam itu Tina diserang insomnia hebat. Tak bisa tidur. Wajah Antok tak mau hilang dari benaknya. Suaranya seperti terus saja menggema di telinga Tina. Lesung pipitnya tak mau beranjak dari pelupuk mata gadis putih itu. Bolak-balik Tina ke kanan dan ke kiri sambil senyam-senyum sendiri di bawah temaram lampu tidur.
cerita pendek cinta remaja lucu cerpen
                Suatu hari akan kusematkan cincin emas sebagai tanda cintaku padamu.”

                Kata ini yang terus menghantuinya sepanjang malam. Diciuminya cincin pemberian pujaan hati itu. Ia mulai ingat lagi tangannya yang bersentuhan dengan tangan Antok. Melambung. Tersanjung. Seakan-akan jarum jam ingin ia putar balik agar bisa kembali ke detik-detik romantis mereka. Sungguh dahsyat aroma cinta yang Tuhan tiupkan pada hati tiap manusia. Semua akan dimabuk kepayang saat menghirup wanginya. Begitulah cinta. Teori tak dapat memecahkan segala tentang cinta. Bahkan bahasa tak juga usai membicarakannya.

***

                Semua disimpan rapi dalam sebuah kotak bertuliskan ‘Heart’. Di sana Tina menyimpan segala bentuk hatinya. Kepingan hingga kehancurannya. Jaket pink, cincin putih berpermata indah, tujuh buah diary, dan semua kenangan bersama Antok.

                Mungkinkah aku akan bertemumu kembali?Mungkinkah suatu saat Tuhan mempertemukan aku dan kamu yang juga menjadi pemilikmu. Entahlah...hanya Tuhan yang tahu.” Tina menyeka buliran bening yang menetes lembut di pipinya.
***

 Episode selanjutnya : Cerita pendek bersambung | ti Na ra 2

 cerita pendek cinta remaja lucu cerpen

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Cerita pendek bersambung | ti Na ra

0 komentar: