Negara yang selanjutnya dikunjungi Widya
sesuai janjinya adalah Italia.Widya sudah memesan tiket pesawat yang hendak
kesana.Visa dan pasportnya juga sudah siap.Dia kini tinggal menunggu hari
dimana waktu keberangkatannya tiba.Akhirnya hari yang ditunggu pun tiba,Widya
segera menuju bandara dengan naik taxi.Setelah tiba di bandara,dia segera
melakukan check in dan menunggu di ruang tunggu keberangkatan.Tak lama kemudian
Widya sudah ada di dalam pesawat yang kini sudah terbang dengan baiknya menuju
ke Italia.
Pesawat
kemudian mendarat di landasan pacu bandara.Widya telah tiba di Italia.Dia
segera turun dari pesawat dan menuju ke ruang kedatangan.Kemudian dia naik taxi
menuju ke sebuah flat yang dimiliki sepupu Ahmad Ali yang kebetulan tinggal di
Italia.Tak lama kemudian Widya sudah tiba di flat itu.Dia disambut sepupu Ahmad
Ali dengan hangat.Widya kemudian menuju ke kamarnya yang sudah
disiapkan.Setelah itu dia berkenalan dengan seluruh penghuni flat.Flat itu
dihuni oleh Sifya,sepupu Ahmad Ali yang merupakan single parent untuk sepasang
anak kembar bernama Sheryl dan Sheral.Suami Sifya meninggal karena sebuah
kecelakaan lalu lintas di Roma 5 tahun yang lalu.Sheryl dan Sheral kini sudah
berusia 17 tahun dan mereka begitu mirip ayah mereka yang merupakan orang asli
Roma.Foto keluarga yang masih menampakkan wajah sang ayah dipampang di ruang
tengah.Widya diam-diam kagum dengan Sifya yang sudah bisa membesarkan kedua
anaknya tanpa suami.
“Bagaimana
kabar Ahmad Ali.Aku dengar kau dan dia bertunangan,ya?”tanya Sifya.
“Dia
sehat.Ya,kami memang bertunangan”jawab Widya.
“Kabar
keluarga yang lain.Ibu Ahmad Ali adalah adik dari ayahku”kata Sifya.
“Semuanya
sehat”kata Widya.
“Sudah
lama aku tidak ke Indonesia,sejak suamiku wafat aku belum pernah kesana
lagi.Aku sangat rindu dengan Indonesia”kata Sifya.
“Apakah
Sheryl dan Sheral pernah ke Indonesia?”tanya Widya.
Sifya
mengangguk.
“Mereka
pernah ke Indonesia lima kali dan itu semua mereka lakukan ketika suamiku masih
hidup”jawab Sifya.
Sheryl
dan Sheral kemudian mengajak Widya keliling flat dan menunjukkan kamar mereka
kepada Widya.Keduanya cepat akrab dengan Widya.Sifya menyiapkan makan siang
untuk mereka.Mereka kemudian makan siang bersama-sama.Kebetulan ini hari libur
jadi Sheryl dan Sheral tidak ke sekolah,mereka rupanya sudah duduk di bangku
kelas III SMA di sebuah sekolah ternama di Italia.
Kejutan
untuk Widya,Sheryl dan Sheral bisa berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.
“Apa
kakak pernah pacaran ketika SMA?”tanya Sheryl kepada Widya.
Widya
menggeleng.
“Aku
fokus sekolah”jawab Widya.
“Hebat!.Aku
juga ingin seperti kakak”kata Sheryl.
“Aku
juga”kata Sheral.
Widya
tersenyum kepada dua gadis kembar itu.Dia kemudian meminta izin untuk keluar
flat guna menjelajah Italia.Sheryl dan Sheral tidak bisa ikut karena mereka
harus belajar keras karena mereka sudah ada di kelas ujian.Meski hari libur
mereka harus terus belajar untuk meraih nilai yang tinggi.Sifya nampak sibuk
dengan pekerjaan rumah tangga,sebagai wanita karir hari libur digunakannya
untuk memperhatikan flat dan seisinya sebelum disibukkan lagi dengan kegiatan
kantor yang luar biasa padat.Sifya rupanya bekerja di sebuah bank swasta dan
jabatannya sudah tinggi,dengan itulah dia membiayai kedua putrinya ditambah
dengan mendapat fee dari hasil perusahaan yang dimiliki suaminya bersama
saudara-saudaranya yang kini perusahaan itu dikelola oleh saudara-saudara
suaminya dengan hasil tetap dibagi rata.
Widya
keluar flat dengan membawa tas kecilnya.Di dalam tas itu sudah ada visa dan
pasportnya,dompet,handphone,kamera,dan handycam.Italia pasti memukau.Widya
sudah lama ingin ke negara ini sejak masih SD.Dan baru sekarang dia bisa
mewujudkannya.Negara asal Galileo,Dante,dan Davinci ini sudah sering diimpikan
Widya untuk dikunjungi,bahkan Widya berkali-kali berdo’a dalam shalatnya untuk
bisa segera ke Italia.Dia berusaha sekuat tenaga mencari uang untuk ke Italia
dan kini Allah mengabulkan ikhtiar dan do’anya.
Widya
mengunjungi Florence,sebuah kota yang indah dan memukau yang terkenal dengan
Duomo.Duomo memiliki kubah ajaib dan disana banyak lukisan yang indah.Widya
puas dengan keindahan Florence.Widya juga mengunjungi Vatican yang termashyur
di seluruh dunia itu.Banyak orang dari seluruh dunia ingin mengunjungi Vatican
dan kini Widya bisa mengunjunginya.Widya juga mengunjungi Venice yang damai.Dia
juga naik gondola yang dulu hanya bisa dibayangkannya saja saat menonton film
bersetting Italia di TV.
Menara
Pisa yang terkenal juga dikunjunginya.Yang ini harus dia kunjungi.Colloseum
juga.Dan dia juga mengunjungi basecamp klub-klub Italia seperti Juventus,AC
Milan,dan Intermilan.Dia berfoto di banyak stadion yang dikunjunginya dan dia
juga berkesempatan menonton pertandingan sepakbola Serie A Italia secara
langsung dari stadion.Luar biasa dan pasti menyenangkan.
Sekarang,Widya
sedang ada di flat.Dia duduk santai seorang diri di ruang tamu.Sifya sedang ada
di kantor,Sheryl dan Sheral masih ada di sekolah.Tak lama kemudian Sheryl dan
Sheral pulang dari sekolah.Widya menyambut mereka.Mereka berdua kemudian makan
siang bersama dengan Widya.
“Special
aku yang masak”kata Widya.
“Wah,enak
sekali”puji Sheryl.
Mereka
kemudian makan dengan lahapnya.Masakan Widya yang khas Indonesia tentu menjadi
unik di mata Sheral dan Sheryl yang terbiasa dengan menu Italia.
“Bagaimana
setelah makan,kak Widya mengajari kami memasak menu Indonesia?”tanya Sheral.
“Boleh”jawab
Widya.
Setelah
makan dan mencuci piring bersama-sama,Widya kemudian mengajari mereka memasak
menu Indonesia yang diketahuinya.Kemarin Sifya sudah membeli banyak bahan bumbu
Indonesia namun belum sempat menggunakannya karena dia masih sibuk di
kantor,jadi dengan bahan-bahan itulah,Widya mengajak Sheral dan Sheryl praktek
memasak menu Indonesia.
Widya
mengajari Sheral dan Sheryl memasak Apem Jawa.Dari namanya saja sudah diketahui
kalau ini menu asli Indonesia.Sheral dan Sheryl bersemangat sekali untuk bisa
membuat Apem Jawa.Bahan yang diperlukan sederhana dan kebetulan ada semua di
dapur yang bagi Widya lengkap itu.
“Sheral,ambillah
4 butir telur ayam dari dalam kulkas”kata Widya.
Sheral
segera mengambil 4 butir telur ayam dari dalam kulkas.
“Kocoklah
telur-telur itu bersama gula dan vanili”kata Widya.
Sheral
mengangguk.
“Gulanya
berapa banyak?.Vanilinya berapa banyak?”tanya Sheral.
“Gulanya
kira-kira 325 gram dan vanilinya ½ sendok teh”jawab Widya.
Sheral
mengikuti intruksi Widya.Sheryl membantu Sheral melakukan intruksi Widya itu.
Widya
sendiri mengambil 200 gram tape singkong dan membuang seratnya dan menghaluskannya.Setelah
itu tape tersebut dimasukkan ke dalam telur yang sudah dikocok dan diaduk
dengan rata.
“Sheryl,sekarang
ambillah ½ sendok teh ragi instan”kata Widya.”Campur jadi satu dengan 400 gram
tepung beras dan 100 gram tepung terigu”
Sheryl
menjalankan instruksi dari Widya dengan penuh semangat.Semua dilakukannya
dengan hati-hati dan baik.Akhirnya dia berhasil mencampur secara merata 3 bahan
tersebut.
“Sheral,ambillah
santan instan dari dalam kulkas.Sekalian dengan susu,ya”kata Widya.
Sheral
menjalankan perintah Widya dengan senang hati.
“Campuran
tepung dimasukkan dalam kocokan telur bergantian dengan campuran santan dan
susu kemudian aduk rata”kata Widya.
“Santannya
berapa banyak?.Susunya berapa banyak?”tanya Sheral.
“Santannya 500 ml,hangatkan dulu.Dan susunya 250
ml,hangatkan juga”jawab Widya.
Sheral
mengangguk mengerti.Dia kemudian memasukkan 500 ml santan ke dalam wajan dan
menghangatkannya di atas kompor listrik yang menyala.Dia juga memasukkan 250 ml
susu ke dalam wajan dan menghangatkannya
di atas kompor listrik yang menyala.Setelah santan dan susu hangat,Sheral
mengangkatnya dari kompor listrik dan mencampurnya.Kemudian campuran susu dan
santan itu dicampur bergantian bersama campuran tepung pada telur yang sudah
dikocok.Sheryl mengaduknya hingga rata.
“Sudah
rata?”tanya Widya.
“Ya”jawab
Sheryl.
“Tutup
wadahnya dengan serbet.Diamkan minimal satu jam”kata Widya.
Sambil
menunggu waktu satu jam itu,Widya,Sheral,dan Sheryl menonton telenovela Italia
yang diputar di TV.Mereka menonton dengan serius sampai kemudian Widya mengajak
Sheral dan Sheryl kembali ke dapur.
“Sekarang
tinggal memanaskan cetakan kuenya.Olesi minyak sedikit.Lalu masukkan adonannya
sampai ½ tinggi lubang cetakan”kata Widya.
Semua
dilakukan dengan cepat dan kemudian dimasukkan juga beberapa cincang nangka
sebagai topping.Setelah semuanya matang,Widya menyajikan Apem Jawa yang masih
hangat itu dan ini untuk 20 porsi.
Tepat
setelah Apem Jawa sudah dihidangkan di atas meja ruang tengah tempat menonton
TV,Sifya pulang dari kantor.Sifya kemudian diajak menyantap Apem Jawa
tersebut.Sifya langsung menyantapnya.
“Enak.Serasa
lagi di Indonesia setelah makan Apem Jawa ini”kata Sifya.
“Indonesia
pasti juga merindukan kalian”kata Widya.”Besok aku akan kembali ke Indonesia,ada
pesan?”
“Banyak.Sampaikan
salam kami untuk semua keluarga besar disana.Dan malam ini kita akan berbelanja
oleh-oleh khas Italia untuk semua yang ada di Indonesia”kata Sifya.
Time
for shopping tiba,Sifya,Widya,Sheral,dan Sheryl kemudian meninggalkan flat.Mereka
menuju ke sebuah pusat perbelanjaan terkenal di Roma.Sifya banyak membeli
barang untuk oleh-oleh yang akan dibawa Widya esok ke Indonesia.Widya juga
berbelanja dan mentraktir semuanya makan malam di sebuah restoran Italia.Mereka
makan pizza sepuasnya di tempat itu.Usai makan malam,mereka kembali ke flat.
Widya
packing dibantu oleh Sifya,Sheral,dan Sheryl.Sambil packing mereka menyanyikan
lagu-lagu kebangsaan Indonesia.Tanpa terasa waktu packing usai dan waktunya
untuk tidur.Esok harinya,Widya meminta izin untuk ke bandara kepada
Sifya,Sheral,dan Sheryl.Mereka melepas kepergian Widya dengan harapan bisa
berjumpa lagi.
“Kami
akan hadir di pernikahanmu nanti”kata Sifya.
Sheral
dan Sheryl mengangguk setuju.Widya tersenyum dan memeluk mereka bertiga
hangat.Kemudian dia naik taxi yang sudah dipanggil Sifya,Widya pun menuju
bandara tanpa diantar oleh Sifya,Sheral,dan Sheryl karena ketiganya akan ke
kantor dan sekolah.Widya kemudian tiba di bandara,check in,menunggu di ruang
tunggu keberangkatan dan akhirnya terbang bersama pesawat meninggalkan
Italia.Dua janjinya telah dipenuhi.Inggris dan Italia sudah
dicapai.Alhamdulillah.
…………………………..
Episode yang lain :
Cerita pendek : Mewujudkan Mimpi 7
Cerita pendek : Mewujudkan Mimpi 9
Episode yang lain :
Cerita pendek : Mewujudkan Mimpi 7
Cerita pendek : Mewujudkan Mimpi 9
0 komentar:
Post a Comment