Widya kemudian tiba di Indonesia dengan
selamat.Dia bersyukur atas nikmat Allah tersebut.Indonesia tetap
dirindukan.Widya langsung menuju ke rumahnya dari bandara.Tak lama kemudian dia
sudah tiba di rumahnya.Sebuah undangan pernikahan diselipkan di bawah
pintunya.Widya mengambil undangan itu dan membuka pintu rumahnya.Widya menutup
kembali pintu rumahnya.Dia duduk di kursi tamu untuk membaca undangan
tersebut.Ternyata undangan itu adalah undangan pernikahan Intan.Intan akan
menikah dengan seorang pemuda bernama Joy lima hari lagi.Widya menaruh undangan
itu di atas meja di dalam kamarnya.Dia kemudian beristirahat setelah menempuh
perjalanan yang lumayan jauh dari Perancis.
Hari
pernikahan Intan pun tiba,Widya menghadirinya dan sudah menyiapkan kado untuk
Intan.Sebuah souvenir asli Perancis Widya berikan untuk Intan dengan pasangan
hidupnya.Pesta pernikahan Intan begitu meriah,Widya melihat banyak tamu yang
hadir dan bahkan Ahmad Ali juga hadir.Ahmad Ali langsung menghampiri Widya begitu
melihat sang gadis yang juga hadir di pesta itu.
“Bagaimana
perjalananmu ke Perancis?”tanya Ahmad Ali.Dia tahu Widya dari sana seusai
membaca status Widya di Facebook.
“Menyenangkan.Sempat
tertunda pulang karena hal kecil tapi berhasil dilalui atas pertolongan
Allah”jawab Widya.
“Alhamdulillah.Eh…aku
ada program liburan ke Malaysia,lho…apa kau mau ikut?”tanya Ahmad Ali.
“Dengan
senang hati.Kapan?”tanya Widya.
“Saatnya
tiba aku beritahu,ya…Ayo,kita pergi beri ucapan selamat kepada Intan dan
Joy”ajak Ahmad Ali.
Widya
mengangguk.Dia dan Ahmad Ali kemudian menuju ke pelaminan untuk memberikan
ucapan selamat kepada Intan dan Joy.Intan malah menyarankan supaya Ahmad Ali
segera menikah dengan Widya.Mendengar itu Widya dan Ahmad Ali malah tertawa.Ide
Intan bagi mereka agak konyol juga menurut mereka.
Ahmad
Ali dan Widya kemudian meninggalkan pelaminan.Mereka mencari makan bersama dan
menemukan tempat duduk yang tepat untuk menyantap hidangan mereka.Usai
menyantap hidangan pesta,Ahmad Ali mengajak Widya untuk berbincang-bincang.
“Widya,sebenarnya
semua keluargaku menyukaimu”kata Ahmad Ali.”Mereka ingin aku menikah denganmu”
“Betulkah?”tanya
Widya.
“Ya.”jawab
Ahmad Ali.”Dan Intan malah mengompori juga.Bagaimana kalau kita serius untuk
saling mengenal.Siapa tahu kita jodoh”
“Hm…boleh.Kita
kan akan ke Malaysia.Kita bisa lebih saling mengenal saat perjalanan
kesana”kata Widya.
“Betul
juga”kata Ahmad Ali.
Akhirnya
waktu ke Malaysia pun tiba.Ahmad Ali menjemput Widya di rumahnya.Mereka menuju
ke bandara bersama-sama.Mereka kemudian tiba di bandara.Mereka check
in,menunggu di ruang tunggu keberangkatan kemudian naik pesawat.Tak lama
kemudian mereka sudah tiba di Malaysia.
Mereka
menuju hotel dan memesan dua buah kamar yang bersebelahan.Setelah beristirahat
sejenak mereka kemudian menjelajahi Malaysia bersama-sama.Menara kembar
Petronas adalah tempat yang mesti dikunjungi ketika berkunjung di
Malaysia.Ahmad Ali dan Widya mengunjungi tempat itu dan berfoto ria.Ahmad Ali
dan Widya juga mengunjungi Bintang Walk.Dari Bintang Walk mereka mengunjungi
Low Yat Plaza untuk berbelanja.Widya belanja cukup banyak di tempat ini.
Esok
harinya mereka mengunjungi Genting.Di Genting mereka menikmati aneka hiburan
dan theme park.Ahmad Ali dan Widya juga menyempatkan diri untuk bermain
golf.Puas menikmati nuansa Genting yang sejuk,Widya dan Ahmad Ali mengunjungi
Chinatown.Bukan hanya Singapura yang punya Chinatown,di Malaysia juga ada
Chinatown.
“Senang
menikmati Malaysia bersamaku?”tanya Ahmad Ali kepada Widya di Chinatown.
Widya
mengangguk.
Esok
harinya mereka mengunjungi Selangor,Perak,dan Penang.Sebuah perjalanan untuk
perkenalan dua insan manusia yang menyenangkan.Di negeri orang,Ahmad Ali dan
Widya semakin bisa saling mengenal satu sama lain.Mereka juga mengunjungi
Menara Komtar.Selain Menara Komtar,mereka juga mengunjungi Temple Thai Wat
Chayamangkalaram.Disini ada sebuah patung Budha tidur yang begitu besar yang
dikelilingi sejumlah patung-patung Budha duduk dengan berbagai posisi.Mereka
juga mengunjungi kuil tertua di Penang yang bernama Kuan Yin Temple.
“Dari
Penang kita bisa langsung ke Thailand”kata Ahmad Ali.
“Oh,ya?”tanya
Widya.Dia baru tahu akan hal itu.
“Ya.Namun,kita
tidak akan kesana.”jawab Ahmad Ali.
Mereka
berdua tersenyum dan mencari restoran untuk menikmati hidangan makanan khas
Malaysia di Penang.Usai makan mereka tidak langsung keluar restoran,mereka
malah asyik berbincang di dalam restoran itu.
“Menurutmu
apa kelebihanmu?”tanya Ahmad Ali kepada Widya.
“Menurutku
aku selalu menjadi diriku sendiri”jawab Widya.”Dan kau,menurutmu apa
kelebihanmu?”
“Kelebihanku
adalah aku selalu semangat”kata Ahmad Ali.
“Menurutmu,apa
kekuranganku?”tanya Widya
Ahmad
Ali tampak berpikir.Berhari-hari bersama Widya di Malaysia membuatnya agak tahu
sedikit plus minus dari gadis yang satu ini.
“Kau
selalu lupa membayar”kata Ahmad Ali.
Widya
tersenyum.Itu memang kekurangannya.Sejak kecil dia selalu lupa membayar jika
sedang berbelanja.Dan itu sekarang diketahui Ahmad Ali.
“Aku
tahu karena aku dua kali melihatmu lupa membayar barang saat asyik belanja di
Low Yat Plaza”kata Ahmad Ali.
“Kau
seperti detektif”kata Widya.
“Kalau
aku apa kekuranganku?”tanya Ahmad Ali.
“Menurutku
kau terlalu pendiam”jawab Widya.
“Oh,ya?.Aku
kira aku cerewet.Kau orang pertama yang bilang aku pendiam”kata Ahmad Ali.
“Begitulah”kata
Widya.
“Widya,seandainya
kita jadi menikah,apa kau berpikir untuk menceraikanku?”tanya Ahmad Ali.
“Hm…aku
sudah berjanji,siapapun jodohku kelak,dia adalah pertama dan terakhir
untukku.”kata Widya.
“Jika
aku wafat dan itu setelah kita menikah misalnya,apa kau berencana untuk mencari
penggantiku?”tanya Ahmad Ali.
“Hm…tidak.Suamiku
cukup satu.”jawab Widya.”Mungkin aku akan menghabiskan masa sendiriku setelah
ditinggal wafat suami dengan berlibur keliling dunia”
Ahmad
Ali tersenyum.
“Jika
terbesit di benakku untuk berpoligami,apa kau akan melarangku?”tanya Ahmad Ali.
Widya
mengangguk.
“Tentu
saja.Aku adalah isteri satu-satunya untuk suamiku”jawab Widya.
“Jika
kita jadi menikah,kau ingin memiliki anak berapa?”tanya Ahmad Ali.
“Satu
orang”jawab Widya.
“Begitu,ya…”kata
Ahmad Ali.
“Sekarang
aku yang bertanya,jika kita jadi menikah apa kau berpikir untuk
menceraikanku?”tanya Widya.
Ahmad
Ali menggeleng.
“Jika
aku wafat setelah kita menikah apakah kau akan mencari penggantiku?”tanya
Widya.
“Tidak.”jawab
Ahmad Ali.
Widya
tersenyum.
“Apakah
kau akan menyayangi ibu,ayah,dan adikku jika kita jadi menikah?”tanya Ahmad
Ali.
Widya
mengangguk.
“Apakah
kau akan menyayangi kedua orang tuaku dan seluruh keluargaku jika kita jadi
menikah?”tanya Widya.
Ahmad
Ali mengangguk.
“Jika
jadi menikah,bagaimana dengan penghasilan kita?”tanya Widya.
“Aku
tidak ingin menggabungnya.Bisnis yang kita jalani ada sejak sebelum kita
menikah.Jadi harus terpisah.Penghasilanmu milikmu dan penghasilanku
milikku.Jika kita saling memberi itupun tak ada paksaan.”jawab Ahmad Ali.
“Dan
jika kita memiliki anak apa dia akan mewarisi semua harta kita?”tanya Widya.
Ahmad
Ali mengangguk.
“Ya.Dia
akan mewarisi hartamu dan hartaku.”jawab Ahmad Ali.
“Hm…begitu,ya”kata
Widya.
“Aku
selalu menepati kata-kata dan janjiku”kata Ahmad Ali.
“Aku
juga”kata Widya.
Mereka
lalu teringat dengan pertemuan pertama mereka di Toko Widya dan ketika itu
Ahmad Ali masih bertunangan dengan Andini Astuti.Usai mengenang masa pertama
mereka bertemu,keduanya keluar dari restoran dan melangkah menuju ke hotel
untuk beristirahat.
Esok
harinya mereka kembali ke Indonesia dengan naik pesawat terbang.Mereka tiba
tepat waktu di bandara.Mereka melakukan check in dan kemudian menuju ke ruang
tunggu penerbangan.Tak lama kemudian mereka sudah ada di dalam pesawat.Pesawat
pun terbang membelah langit Malaysia.Ahmad Ali dan Widya sudah sangat
merindukan Indonesia yang meski jauh di mata selalu dekat di hati.Perjalanan
mereka di Malaysia tidak akan pernah terlupakan di benak mereka karena
perjalanan ini adalah pembuka bagi perkenalan mereka yang memiliki niat untuk
membangun sebuah keluarga sakinah,mawadah,dan warahmah.
0 komentar:
Post a Comment