Pesawat telah mendarat dengan mulus di
landasan pacu bandara Soekarno Hatta.Widya dan Intan segera turun dari
pesawat.Mereka kemudian berpisah di bandara.Intan menuju rumahnya dan Widya
juga demikian.Namun itu bukan pertemuan terakhir.
Keesokan
harinya Intan menuju ke toko Widya untuk menyampaikan keinginannya membuka
cabang.Widya kemudian memberikan pengarahan kepada Intan dan dalam waktu dekat
cabang dari toko itu akan segera dibuka.
Waktu
yang ditentukan untuk mempertemukan Intan dengan Ahmad Ali akhirnya tiba.Widya
mempertemukan mereka di sebuah restoran ternama.Widya mengemudikan mobil yang
membawa dia dan Intan menuju ke restoran yang dituju.Ahmad Ali sudah tiba lebih
dahulu dan menunggu di sebuah kursi yang sudah dipesan.Widya memperkenalkan
Intan kepada Ahmad Ali.Setelah itu,Widya meninggalkan mereka berdua untuk
saling mengenal lebih dekat.Widya menyarankan Ahmad Ali untuk mengantar Intan
pulang karena Widya akan langsung pulang usai mempertemukan mereka.
Widya
kemudian kembali ke rumah dengan mengemudikan mobilnya.Sambil mengemudikan
mobil,Widya berharap agar Ahmad Ali dan Intan bisa cocok dan segera menikah.Tak
lama kemudian Widya tiba di rumah.Dia kemudian memarkir mobilnya dan masuk ke
dalam rumah.
Widya
tinggal seorang diri di rumahnya.Sejak usia muda dia sudah dididik mandiri oleh
kedua orang tuanya.Rumah yang ditempatinya ini sudah ada sejak SMA dan
merupakan kado ulang tahun dari ayahnya.Jadi,Widya sudah tinggal di rumahnya
itu sejak SMA.Kedua orang tua Widya juga memiliki rumah yang letaknya tidak
terlalu jauh dari rumah Widya.
Widya
lahir dengan nama Widya Putri dan kini sudah berusia 25 tahun.Widya belum
menikah dan kedua orang tuanya sudah sering meminta Widya untuk segera
menikah.Widya memang belum menemukan pasangan yang cocok untuk dirinya.
Sementara
itu,Ahmad Ali dan Intan memulai makan malam mereka di restoran.Usai makan malam
mereka berbincang-bincang dan saling mengenal satu sama lain.Perbincangan
mereka nampak seru dan nyambung.Ahmad Ali juga menceritakan akan masa lalunya
yang ditinggal wafat sang calon isteri.Intan mengucapkan rasa belasungkawa
kepada apa yang dialami oleh Ahmad Ali.
“Aku
sudah cerita tentang masa laluku.Apa masa lalumu?”tanya Ahmad Ali kepada Intan.
“Hm…aku
sama sekali tidak memiliki masa lalu dalam percintaan.Aku disibukkan oleh
kegiatan sekolah dan aku kemudian melanjutkan kuliahku di Singapura dan baru
selesai belum lama ini”jawab Intan jujur.
“Baguslah
kalau begitu”kata Ahmad Ali.
Intan
tersenyum mendengar perkataan Ahmad Ali.
“Rencana
mau bekerja dimana?”tanya Ahmda Ali.
“Aku
akan berwiraswasta.Sebentar lagi aku akan buka sebuah toko yang merupakan
cabang untuk toko Widya”jawab Intan.
“Wah,luar
biasa”kata Ahmad Ali.
“Semua
berkat Allah swt yang memudahkan langkahku.”kata Intan.”Anda sendiri kerja
dimana?”
“Saya
juga adalah pengusaha.Usaha yang saya geluti di bidang kuliner dan mebel.Sudah
banyak cabang juga”kata Ahmad Ali.
Intan
mengangguk-anggukkan kepalanya usai mendengarkan jawaban dari Ahmad Ali.
“Tujuan
Widya mempertemukan kita sudah jelas,kan?”tanya Ahmad Ali.
Intan
mengangguk.
“Memang
aku pernah meminta dia untuk mencarikan aku calon isteri.Dan kau adalah calon
pertama yang diajukannya”kata Ahmad Ali.
“Aku
juga kaget saat diberitahu akan dipertemukan denganmu.Tapi,aku jalani saja
dulu”kata Intan.
Hari-hari
kemudian dilalui Intan dengan Ahmad Ali untuk masa perkenalan mereka.Mereka
menjalaninya dengan penuh rasa sabar dan ikhlas.Hingga akhirnya tiba masanya
mereka akan memutuskan apakah mereka akan menikah atau hanya akan berteman.
Hari
itu,Ahmad Ali mengajak Intan di sebuah taman yang sangat indah di sudut
kota.Ahmad Ali mengajak Intan berbincang di kursi yang ada di taman
itu.Pengunjung taman banyak dan bukan hanya mereka berdua.Intan dan Ahmad Ali
duduk berhadap-hadapan.
“Intan,hari
ini sesuai kesepakatan kita,kita akan memutuskan apakah kita akan menikah atau
hanya akan menjadi teman”kata Ahmad Ali.
Intan
mengangguk.
“Menurutku,sebaiknya
kita tidak pantas menjadi sepasang suami isteri.Bagaimana menurutmu?”tanya
Ahmad Ali kepada Intan.
“Aku
pun merasa begitu.Dari perkenalan kita selama ini kita lebih pantas menjadi
teman saja”jawab Intan.
Rupanya
mereka sependapat.Keduanya tersenyum dan sudah bulat dengan keputusan mereka
itu.Meskipun tidak jadi menikah,mereka tetap berteman.Setelah itu,Ahmad Ali
mengantar Intan di rumahnya.Usai mengantar Intan,Ahmad Ali menuju ke
rumahnya.Setiba di rumahnya Ahmad Ali menelepon Widya.
“Assalamu
Alaikum”sapa Ahmad Ali kepada Widya.
“Waalaikum
Salam.Apa kabar?”tanya Widya.
“Kabar
baik”jawab Ahmad Ali.
“Bagaimana
perkembangan hubunganmu dengan Intan?”tanya Widya.
“Kami
sudah memutuskan untuk jadi teman saja”jawab Ahmad Ali.
“Oh,ya?.Yah,itu
adalah keputusan kalian.Aku tidak bisa ikut campur”kata Widya.
“Tapi,Widya
bisakah aku minta tolong lagi untuk kau carikan lagi calon isteri?”tanya Ahmad
Ali.
“Boleh.Terima
kasih masih percaya sama aku setelah calon pertama yang aku ajukan
ditolak”jawab Widya.
“Baiklah.Carikan
lagi,ya…”kata Ahmad Ali.
“Dengan
senang hati”kata Widya.
Hubungan
telepon pun diputuskan.Ahmad Ali kemudian memutuskan untuk berziarah ke makam
Andini Astuti.Ahmad Ali membawa karangan bunga dan mendo’akan almarhumah agar
tenang di alam sana.Sepulang dari ziarah,Ahmad Ali memutuskan untuk singgah
makan malam di sebuah restoran ternama.Saat hendak ke restoran itu,Ahmad Ali
mengalami kecelakaan lalu lintas.
Ahmad
Ali segera di bawa ke rumah sakit.Untunglah nyawanya masih bisa
diselamatkan.Pelaku yang menabrak mobilnya meminta maaf dan bertanggung jawab
penuh atas terjadinya kecelakaan itu.Tak lama kemudian Widya datang menjenguk
Ahmad Ali yang masih terbaring di atas
ranjang rumah sakit namun sudah bisa diajak bicara itu.
“Aku
baru dengar kabarnya tadi dari pembantumu”kata Widya.
“Ya,inilah
kecelakaan”kata Ahmad Ali.
“Aku
harap kau segera sembuh dan bisa beraktivitas sebagaimana biasa”kata Widya.
“Terima
kasih atas do’amu”kata Ahmad Ali.
Widya
agak lama menjenguk Ahmad Ali.Di saat itulah untuk pertama kalinya Widya
berkenalan dengan kedua orang tua Ahmad Ali.Ayah Ahmad Ali bernama Pak Burhan
dan ibunya bernama Anna.Ahmad Ali memiliki seorang adik yang bernama Ayu.Mereka
bertiga ada di rumah sakit dan menjaga Ahmad Ali dengan penuh perhatian.Usai
berbincang dengan mereka bertiga,Widya memohon pamit.
Sepeninggal
Widya,Ibu Anna mendekati Ahmad Ali.
“Ibu
suka dengan Widya”kata Ibu Anna.
“Maksud
ibu?”tanya Ahmad Ali.
“Bagaimana
kalau kau menikah dengan dia”jawab Ibu Anna.
Ahmad
Ali hanya tersenyum.
“Ayah
juga menyukainya”kata Pak Burhan.
“Ayu
juga”kata Ayu.
“Aku
kan masih belum sehat.Masa sudah bahas soal pernikahan”kata Ahmad Ali.
“Kan
itu setelah kau sembuh.”kata Ibu Anna.
“Kalau
misalnya Widya sudah menikah setelah aku sembuh?”tanya Ahmad Ali.
“Mudah-mudahan
jangan.Dan mudah-mudahan kau lekas sembuh dan segera melamarnya”kata Ibu Anna.
“Ha…ha…ha…dia
hanya kuanggap teman,bu.Tidak lebih.Aku bahkan minta dicarikan calon isteri
oleh dia.Kami hanya sebatas teman”kata Ahmad Ali.
“Ibu
berharap kau bisa menyukainya suatu hari nanti”kata Ibu Anna.
Ibu
Anna kemudian memanjatkan do’a kepada Allah swt yang didengar langsung oleh
Ahmad Ali.Hal itu membuat Ahmad Ali tersenyum simpul.
Tak
lama kemudian Ahmad Ali sembuh.Namun dia sama sekali tidak memberitahu Widya
akan keinginan kedua orang tua dan adiknya itu.Ahmad Ali ingin menyimpan
sendiri keinginan orang-orang yang disayanginya itu.Menurut Ahmad Ali dia dan
Widya hanya cocok menjadi teman tidak lebih dari itu.
Ahmad
Ali sekarang malah disibukkan dengan kegiatan padat dalam mengembangkan
bisnisnya.Dia fokus luar biasa untuk masa depannya yang lebih cerah di bidang
ekonomi.Atas izin Allah kini usahanya berkembang pesat dan tumbuh dengan
baik.Selain baik,usahanya juga terjamin kehalalannya.
Widya
pun sama,dia juga fokus mengembangkan bisnisnya.Sebab dia harus mewujudkan
terus mimpinya mengelilingi dunia.Dan dia ingin segera menginjakkan kaki di
bumi Eropa,negara apapun yang penting ada di benua Eropa.
…………………………
0 komentar:
Post a Comment