kumpulan cerpen : cerita pendek terbaru, kumpulan puisi, novel, serta hal-hal menarik yang terjadi disekitar kita.....

Cerita pendek : Mewujudkan Mimpi 5


Dan Perancis adalah tujuan pertamanya.Perancis adalah sebuah negara di benua Eropa yang akan dikunjungi Widya sebentar lagi.Gadis cantik itu kini sedang packing di kamarnya menyiapkan semua yang akan dibawanya ke Perancis esok hari.Setelah packing agak lama,maka terdapatlah sebuah tas ransel untuk dibawanya kesana.Hanya satu tas ransel.Itu artinya backpacker lagi.

            Esok telah tiba,Widya segera memanggil taxi untuk mengantarnya ke bandara.Dia tidak membawa mobilnya karena siapa yang akan membawanya kalau dia sudah terbang?.Jadi,naik taxi lebih efisien.Tak lama kemudian dia sudah tiba di bandara.Dia kemudian melakukan check in dan tak lama kemudian dia sudah ada di ruang tunggu keberangkatan.

            Widya kini sudah naik ke dalam pesawat.Pesawat tak lama kemudian terbang.Sebuah perjalanan yang pastinya menyenangkan.Akhirnya tibalah Widya di Paris ibukota negara Perancis.Hawa Eropa langsung terasa saat Widya pertama kalinya menginjakkan kaki di kota ini.

            “Alhamdulillah”bisik Widya dalam hati.
            Widya kemudian menuju tempat tinggalnya.Dia beruntung kali ini karena untuk urusan tempat tinggal dia agak dimudahkan oleh Allah.Seila,salah satu pemilik cabang tokonya memiliki adik yang kebetulan sedang kuliah di Paris.Adik Seila dengan senang hati menerima Widya untuk menginap di flatnya.Widya kemudian tiba di flat yang dimaksud,adik Seila yang bernama Siska begitu senang menyambut kedatangan Widya.

            “Just ransel?”tanya Siska.
            Widya mengangguk.

            Siska kagum dengan semangat backpacker yang dimiliki oleh Widya.Siska kemudian menuju kamar yang akan didiami Widya selama di Paris.Sebuah kamar yang bagi Widya sudah begitu megah untuk ukuran backpacker sepertinya.Usai menunjukkan kamar kepada Widya,Siska menyerahkan sebuah kunci untuk Widya.

            “Aku duplikasi kemarin,khusus untuk kak Widya”kata Siska.”Aku sering keluar flat jadi kakak harus punya kunci juga”

            Widya mengangguk dan mengambil kunci tersebut.Siska sangat ramah kepadanya.Widya kemudian menaruh tasnya,shalat,dan kemudian Siska mengajaknya untuk makan siang.

            Setelah makan siang,Siska meminta izin untuk ke kampus dan Widya juga hendak menjelajah Paris.Siska lebih dahulu meninggalkan flat,disusul Widya 10 menit kemudian.Jadi Widya lah yang mengunci flat.

            Widya berjalan-jalan di Montmartre.Disini banyak kafe untuk nongkrong dan banyak seniman yang berkarya.Widya memotret dengan penuh ambisi dan mengambil video juga.Dia begitu menikmati perjalanannya kali ini.

            Setelah itu Widya mengunjungi Louvre.Ada piramida kaca yang indah dan pastinya dipotret dan Widya juga mengambil video dengan latar piramida kaca.Widya juga mengunjungi Katedral Maria Magdalena.Luar biasa indah Perancis ini,desis batin Widya.

            Dan akhirnya di malam hari,Widya pun mengunjungi Menara Eifel yang terkenal itu.Selama ini hanya mimpi atau hanya sebatas melihat di TV,di majalah,atau internet bisa melihat Eifel.Kini menara itu sudah ada di depan matanya.Sungguh sebuah keajaiban dunia yang begitu memukau.Cahaya lampu yang menyinarinya begitu indah dipandang mata.My dreams come true,batin Widya.Dia kemudian memotret Menara Eifel sepuasnya dan mengabadikan video yang pasti berlatarkan menara tersebut.

            Sambil asyik membuat video yang direkam dan diperankan juga oleh dirinya sendiri,Widya tanpa sengaja bertabrakan dengan seseorang yang nampak melangkah begitu terburu-buru.Tas orang itu jatuh dan demikian pula dengan tas Widya.Isi tas orang itu tumpah dan demikian pula dengan isi tas Widya.Mereka berdua kemudian disibukkan dengan memasukkan isi tas yang tumpah ke dalam tas mereka masing-masing.

            “I’m sorry”kata Widya.

            Orang itu lalu mengangguk dan melangkah pergi dengan cepatnya.Karena sedang musim dingin,Widya tidak terlalu mengenali orang itu,tubuhnya tertutup jaket tebal dan lehernya ditutupi syal,syal itu bahkan menutupi wajahnya juga.Selain itu orang yang ditabraknya itu bertopi.

            Penampilan Widya juga sama.Dia memakai jaket yang tebal dan syal menutupi lehernya.Dan jilbabnya juga menutup rapat kepalanya sehingga sulit dikenali.

            Widya kembali disibukkan dengan pembuatan videonya yang sempat tertunda karena insiden kecil tadi.Usai mengambil video,Widya memutuskan untuk makan malam di sebuah restoran yang ada di dekat Menara Eifel.Usai makan malam,Widya memutuskan kembali ke flat.

            Widya sudah tiba di flat dan Siska belum pulang juga.Widya mengunci kembali pintu setelah masuk ke dalam flat.Dia mengintip melalui jendela dan melihat salju turun dengan indahnya.Widya tersenyum.Kapan lagi bisa melihat salju,di Indonesia salju tidak ada,kan?.Widya kemudian menuju ke kamarnya.Mengambil air wudhu di toilet yang menyatu dengan kamar.Setelah itu dia menunaikan shalat.Saat dia sedang menunaikan shalat handphone yang ada di dalam tas kecil yang tadi dibawanya keluar keliling Perancis berdering.

            Usai shalat barulah Widya menjawab telepon yang masuk itu.Lima kali berdering.Dan pada dering ke enam,Widya langsung mengangkatnya.

            “Ismail,kok lama tidak diangkat?”tanya suara yang menelepon dengan menggunakan bahasa Indonesia yang fasih.

            “Maaf,siapa Ismail?”tanya Widya.

            “Lho….suara perempuan….pacarnya….uuuupppss…..eh…Ismail dimana?”tanya suara itu lagi.

            “Maaf,saya tidak kenal Ismail mungkin anda salah sambung”kata Widya sambil menutup telepon.

            Widya kemudian melepas mukenanya dan melipatnya.Dia kemudian memutuskan untuk segera tidur.Namun teleponnya berdering lagi.Saat berdering itulah,Widya memperhatikan dengan seksama handphone itu.Memang jika dilihat sekilas,handphone itu mirip dengan handphonenya,namun pada layar handphone tertulis jelas kalau Temanku menelepon.Tidak ada kontak Temanku yang ditulis Widya pada handphonenya.Widya tidak menjawab telepon masuk itu,dia malah memperhatikan isi dari handphone itu.Walpapernya beda dengan walpapernya dan setelah puas meneliti isi handphone,Widya yakin kalau handphone itu bukan miliknya.

            “Ya Allah,kenapa bisa begini?”tanya Widya kepada dirinya sendiri.
            Widya kemudian teringat dengan kejadian bertubrukannya dia dengan seseorang di depan menara Eifel saat sedang mengambil video.Isi tas mereka tumpah dan pasti mereka salah mengambil handphone karena memang warna dan merek handphone mereka pasti sama.Ini kasus tertukar namanya.

            Handphone itu berdering lagi.Widya mengangkatnya.

            “Ya Hallo….”kata Widya.”Handphone ini tertukar dengan handphoneku secara tidak sengaja.”

            “Betulkah?,jadi kau bukan pacar Ismail….hm…maaf aku salah paham.”kata suara itu.”Sebaiknya segera telepon nomormu dan sampaikan kepada Ismail kalau handphone kalian tertukar”

            “Iya.Terima kasih sarannya.”kata Widya.

            Widya kemudian menekan nomor handphonenya pada tombol handphone yang kini sedang dipegangnya.Namun,tak ada jawaban sama sekali.Widya merasa mungkin lelaki yang bernama Ismail itu sudah tidur.

            Widya memutuskan untuk menelepon lagi keesokan harinya.Dia sudah sangat mengantuk.Widya kemudian tertidur.

            Keesokan harinya,Widya bangun dan menunaikan shalat subuh tepat waktu.Dia kemudian menuju ruang makan untuk sarapan.Siska sudah menyiapkan sarapan untuk mereka berdua.Sambil sarapan Widya menceritakan insiden tertukarnya handphonenya.

            “Ismail?...apa bukan Ismail dosenku?.”tanya Siska.Siska kemudian mengambil handphonenya dan menelepon nomor Ismail yang jadi dosennya.Dan handphone yang dipegang oleh Widya berdering.

            “Luar biasa….handphonemu tertukar dengan handphone dosenku”kata Siska.

            “Baguslah,semakin gampang untuk menemukannya”kata Widya.

            “Sebaiknya hari ini ikut aku ke kampus.Kebetulan Ismail mengajar di kelasku”kata Siska.

            Widya mengangguk.Dia dan Siska kemudian bersama-sama menuju ke kampus Siska.Tak lama kemudian mereka telah tiba di kampus tersebut.Ismail rupanya tidak masuk dan dikabarkan sedang ada perjalanan bisnis ke Spanyol dan akan kembali tiga hari lagi,itu artinya Widya sudah ada di Indonesia saat Ismail kembali ke Perancis.

            “Aduh bagaimana ini…aku harus segera mendapatkan handphoneku.Aku pikir dia ada di negara ini makanya optimis bisa dapatkan handphone itu hari ini”kata Widya.

            “Aku juga tidak menyangka dia akan ke Spanyol.Dasar dosen gila bisnis”kata Siska.

            “Dia orang Indonesia,ya?”tanya Widya.

            Siska mengangguk.

            “Dia baru mulai mengajar setahun yang lalu.Tapi,tetap dia masih suka berbisnis.Sebaiknya telepon handphonemu sekarang”saran Siska.

            Widya mengangguk.Namun tak ada yang mengangkat.Widya tak mengerti mengapa Ismail tidak mau mengangkatnya.

            Setelah menelepon Ismail,giliran handphone itu berdering dan Temanku lagi yang menelepon.
            “Hallo….ini dengan yang tertukar handphonenya dengan Ismail?”tanya suara itu.

            “Ya”jawab Widya.”Saya Widya”

            “Saya Arman,teman Ismail.Ismail baru saja menghubungiku kalau handphonenya dicuri saat dia sedang melakukan perjalanan ke Spanyol.Itu artinya handphonemu yang dicuri.Dan Ismail sudah tahu kalau handphonenya tertukar dengan handphonemu,aku yang beritahu dia”kata Arman.

            “Astagfirullah.Astagfirullah.Astagfirullah.Handphone itu seperti nyawaku.Banyak hal ada di dalam smartphoneku itu.Aku harus bagaimana?”tanya Widya.

            “Ismail sudah melapor kepada polisi akan pencurian itu”jawab Arman.”Anda tinggal dimana?”

            “Saya sedang berlibur di Perancis.Besok saya akan kembali ke Indonesia.”kata Widya.

            “Tunda dulu kepulangan anda.Saya yakin polisi akan segera menemukan handphone anda.”kata Arman.

            “Baiklah.Sebaiknya anda datang mengambil handphone teman anda ini sebentar malam di….”kata Widya.

            “Saya sedang hendak ke Italia.Saya sudah di bandara sekarang.Ismail sendiri yang akan menemui anda untuk mengambil handphonenya,tunggulah dia tiga hari lagi”kata Arman.

            “Baiklah”kata Widya.
            Akhirnya Widya memperpanjang kunjungannya di Perancis.Sebuah hal yang tak terduga dialaminya di negeri cinta ini.Dia sama sekali tidak menyangka kalau handphonenya akan tertukar dan bahkan sampai dicuri.Subhanallah.Widya langsung bersedekah atas musibah yang melandanya ini.

            Hari yang ditunggu tiba,Widya menunggu Ismail di flat Siska.Siska sedang ke kampus seperti biasa.Dan Ismail kemudian datang sesuai waktu perjanjian.Widya membukakan pintu untuk Ismail.Ismail lalu masuk ke dalam flat dan duduk di ruang tamu.Kali ini dia membuka syalnya dan nampaklah wajahnya yang luar biasa tampan itu.

            “Saya Ismail dan anda Widya,kan?”tanya Ismail.
            Widya mengangguk.Ismail kini bisa melihat wajah Widya dengan jelas karena saat insiden malam itu,wajah Widya juga tertutup syal.

            “Ini handphone anda”kata Widya sambil menyodorkan handphone kepada Ismail.
            Ismail mengambil handphonenya.

            “Terima kasih sudah menjaganya.Saya merasa bersalah sekali tidak bisa menjaga handphone anda dengan baik”kata Ismail.”Tapi,saya yakin pihak kepolisian akan segera menemukan handphone anda”
            “Handphone itu sangat berharga bagi saya.”kata Widya.”Handphone itu sudah menemani saya selama tujuh tahun”

            Ismail mengangguk.Dia mengerti dengan perasaan Widya saat ini yang kehilangan handphonenya.
            “Saya sendiri sudah membeli handphone baru.Setiap waktu polisi akan segera menghubungi saya jika handphone anda sudah ditemukan”kata Ismail kepada Widya.

            Widya mengangguk.
            Handphone Ismail kemudian berdering.Handphone yang baru dibelinya yang berdering.Ismail mengangkatnya dan ada telepon dari pihak kepolisian kalau handphonenya yang sempat hilang sudah berhasil ditemukan.

            “Handphonemu sudah ditemukan.Alhamdulillah.”kata Ismail.”Sekarang ayo ikut aku ke kantor polisi,kita akan pergi mengambilnya”

            Widya mengangguk.Ismail dan Widya kemudian naik ke dalam mobil Ismail.Ismail yang mengendarai mobil.Jalanan Perancis begitu memukau dan indah.Widya senang handphonenya bisa berhasil ditemukan lagi.Usai mengambil handphone itu di kantor polisi,Ismail mengantar kembali Widya ke flat.

            “Kapan kembali ke Indonesia?”tanya Ismail kepada Widya.

            “Kalau bisa besok.Sebentar malam saya mau cari tiket dulu”jawab Widya.

            Akhirnya mereka tiba di flat.Ismail tidak masuk flat.Widya mengucapkan terima kasih atas bantuan Ismail,mereka bertukar kartu nama setelah itu mereka berpisah.Widya kemudian hunting tiket pesawat via internet dan dia menemukan tiket pulang besok jam 5 sore waktu Perancis.Setelah itu Widya packing dan ketika Siska pulang dari kampus,Widya sudah selesai packing.

            Esok telah tiba,Widya sudah siap ke bandara.Dia memesan taxi yang akan mengantarnya ke bandara.Siska melepas kepergian Widya dengan pesan supaya Widya datang lagi kembali ke Perancis jika ada waktu.Widya mengangguk.Dia dan Siska berpelukan kemudian mereka berpisah.Taxi kemudian tiba di bandara.Widya mengambil ranselnya dan sebuah tas jinjing yang berisi oleh-oleh khas Perancis.Widya kemudian mencari tempat check in ketika Ismail menemukannya.

            Ismail rupanya menyusul Widya ke bandara.Ismail berhasil menemukan Widya.Widya kaget dengan kehadiran Ismail yang begitu mendadak.Ismail kemudian mengajak Widya berbincang di kantin bandara,waktu penerbangan Widya tinggal 3 jam lagi.Widya menerima ajakan Ismail.
            Mereka berdua duduk berhadap-hadapan,Ismail memesan menu makanan untuk mereka berupa menu masakan Perancis yang terkenal.Mereka menyantap menu itu dalam diam,usai menyantap menu itu,Ismail menyampaikan isi hatinya kepada Widya.

            “Sejak pertama bertemu denganmu kemarin,aku merasa sudah jatuh cinta kepadamu.Sebelum kau pergi aku mau bertanya kepadamu apakah kau juga mencintaiku?”tanya Ismail.

            “Jadi,ini yang menyebabkanmu menyusulku di bandara?”tanya Widya.
            Ismail mengangguk.

            “Ismail,jujur aku hanya menganggapmu sebagai teman.Tak ada rasa cinta sama sekali.Maaf,aku tidak mencintaimu dan carilah yang lain yang pantas untuk kau cintai.Tapi,kita tetap berteman,ya”kata Widya.
            Ini penolakan.Ismail menerimanya dengan lapang dada.Dia lega sudah menyampaikan isi hatinya dan meski ditolak,Ismail tetap kuat.Dia menerima permintaan Widya untuk tetap berteman.

            Widya kemudian check in,Ismail sudah meninggalkan bandara sambil mengendarai mobilnya.Widya kemudian masuk ke ruang tunggu penerbangan.Tak lama kemudian pesawat yang akan ditumpanginya siap berangkat.Widya naik ke dalam pesawat dan akhirnya pesawat terbang membelah langit Perancis.Widya memandang langit Perancis yang sudah mulai gelap.Dia ditemukan oleh cinta Ismail di negara Eropa ini dan dia merasa tidak menyukai Ismail sama sekali.Sebuah perjalanan yang pasti membekas di hatinya.Sebuah perjalanan yang banyak mengajarkannya banyak hal.Good bye,Perancis.See you next time.

                                                …………………..

Episode yang lain :
Cerita pendek : Mewujudkan Mimpi 3
Cerita pendek : Mewujudkan Mimpi 4
Cerita pendek : Mewujudkan Mimpi 6
Cerita pendek : Mewujudkan Mimpi 7
Cerita pendek : Mewujudkan Mimpi 8

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Cerita pendek : Mewujudkan Mimpi 5

0 komentar: