kumpulan cerpen : cerita pendek terbaru, kumpulan puisi, novel, serta hal-hal menarik yang terjadi disekitar kita.....

Cerita pendek : Mewujudkan Mimpi 6


Widya kemudian tiba di Indonesia dengan selamat.Dia bersyukur atas nikmat Allah tersebut.Indonesia tetap dirindukan.Widya langsung menuju ke rumahnya dari bandara.Tak lama kemudian dia sudah tiba di rumahnya.Sebuah undangan pernikahan diselipkan di bawah pintunya.Widya mengambil undangan itu dan membuka pintu rumahnya.Widya menutup kembali pintu rumahnya.Dia duduk di kursi tamu untuk membaca undangan tersebut.Ternyata undangan itu adalah undangan pernikahan Intan.Intan akan menikah dengan seorang pemuda bernama Joy lima hari lagi.Widya menaruh undangan itu di atas meja di dalam kamarnya.Dia kemudian beristirahat setelah menempuh perjalanan yang lumayan jauh dari Perancis.

            Hari pernikahan Intan pun tiba,Widya menghadirinya dan sudah menyiapkan kado untuk Intan.Sebuah souvenir asli Perancis Widya berikan untuk Intan dengan pasangan hidupnya.Pesta pernikahan Intan begitu meriah,Widya melihat banyak tamu yang hadir dan bahkan Ahmad Ali juga hadir.Ahmad Ali langsung menghampiri Widya begitu melihat sang gadis yang juga hadir di pesta itu.

            “Bagaimana perjalananmu ke Perancis?”tanya Ahmad Ali.Dia tahu Widya dari sana seusai membaca status Widya di Facebook.

            “Menyenangkan.Sempat tertunda pulang karena hal kecil tapi berhasil dilalui atas pertolongan Allah”jawab Widya.

            “Alhamdulillah.Eh…aku ada program liburan ke Malaysia,lho…apa kau mau ikut?”tanya Ahmad Ali.

            “Dengan senang hati.Kapan?”tanya Widya.

            “Saatnya tiba aku beritahu,ya…Ayo,kita pergi beri ucapan selamat kepada Intan dan Joy”ajak Ahmad Ali.

            Widya mengangguk.Dia dan Ahmad Ali kemudian menuju ke pelaminan untuk memberikan ucapan selamat kepada Intan dan Joy.Intan malah menyarankan supaya Ahmad Ali segera menikah dengan Widya.Mendengar itu Widya dan Ahmad Ali malah tertawa.Ide Intan bagi mereka agak konyol juga menurut mereka.

            Ahmad Ali dan Widya kemudian meninggalkan pelaminan.Mereka mencari makan bersama dan menemukan tempat duduk yang tepat untuk menyantap hidangan mereka.Usai menyantap hidangan pesta,Ahmad Ali mengajak Widya untuk berbincang-bincang.

            “Widya,sebenarnya semua keluargaku menyukaimu”kata Ahmad Ali.”Mereka ingin aku menikah denganmu”

            “Betulkah?”tanya Widya.

            “Ya.”jawab Ahmad Ali.”Dan Intan malah mengompori juga.Bagaimana kalau kita serius untuk saling mengenal.Siapa tahu kita jodoh”

            “Hm…boleh.Kita kan akan ke Malaysia.Kita bisa lebih saling mengenal saat perjalanan kesana”kata Widya.

            “Betul juga”kata Ahmad Ali.

            Akhirnya waktu ke Malaysia pun tiba.Ahmad Ali menjemput Widya di rumahnya.Mereka menuju ke bandara bersama-sama.Mereka kemudian tiba di bandara.Mereka check in,menunggu di ruang tunggu keberangkatan kemudian naik pesawat.Tak lama kemudian mereka sudah tiba di Malaysia.

            Mereka menuju hotel dan memesan dua buah kamar yang bersebelahan.Setelah beristirahat sejenak mereka kemudian menjelajahi Malaysia bersama-sama.Menara kembar Petronas adalah tempat yang mesti dikunjungi ketika berkunjung di Malaysia.Ahmad Ali dan Widya mengunjungi tempat itu dan berfoto ria.Ahmad Ali dan Widya juga mengunjungi Bintang Walk.Dari Bintang Walk mereka mengunjungi Low Yat Plaza untuk berbelanja.Widya belanja cukup banyak di tempat ini.

            Esok harinya mereka mengunjungi Genting.Di Genting mereka menikmati aneka hiburan dan theme park.Ahmad Ali dan Widya juga menyempatkan diri untuk bermain golf.Puas menikmati nuansa Genting yang sejuk,Widya dan Ahmad Ali mengunjungi Chinatown.Bukan hanya Singapura yang punya Chinatown,di Malaysia juga ada Chinatown.

            “Senang menikmati Malaysia bersamaku?”tanya Ahmad Ali kepada Widya di Chinatown.
            Widya mengangguk.

            Esok harinya mereka mengunjungi Selangor,Perak,dan Penang.Sebuah perjalanan untuk perkenalan dua insan manusia yang menyenangkan.Di negeri orang,Ahmad Ali dan Widya semakin bisa saling mengenal satu sama lain.Mereka juga mengunjungi Menara Komtar.Selain Menara Komtar,mereka juga mengunjungi Temple Thai Wat Chayamangkalaram.Disini ada sebuah patung Budha tidur yang begitu besar yang dikelilingi sejumlah patung-patung Budha duduk dengan berbagai posisi.Mereka juga mengunjungi kuil tertua di Penang yang bernama Kuan Yin Temple.

            “Dari Penang kita bisa langsung ke Thailand”kata Ahmad Ali.

            “Oh,ya?”tanya Widya.Dia baru tahu akan hal itu.

            “Ya.Namun,kita tidak akan kesana.”jawab Ahmad Ali.

            Mereka berdua tersenyum dan mencari restoran untuk menikmati hidangan makanan khas Malaysia di Penang.Usai makan mereka tidak langsung keluar restoran,mereka malah asyik berbincang di dalam restoran itu.

            “Menurutmu apa kelebihanmu?”tanya Ahmad Ali kepada Widya.

            “Menurutku aku selalu menjadi diriku sendiri”jawab Widya.”Dan kau,menurutmu apa kelebihanmu?”

            “Kelebihanku adalah aku selalu semangat”kata Ahmad Ali.

            “Menurutmu,apa kekuranganku?”tanya Widya
            Ahmad Ali tampak berpikir.Berhari-hari bersama Widya di Malaysia membuatnya agak tahu sedikit plus minus dari gadis yang satu ini.

            “Kau selalu lupa membayar”kata Ahmad Ali.
            Widya tersenyum.Itu memang kekurangannya.Sejak kecil dia selalu lupa membayar jika sedang berbelanja.Dan itu sekarang diketahui Ahmad Ali.

            “Aku tahu karena aku dua kali melihatmu lupa membayar barang saat asyik belanja di Low Yat Plaza”kata Ahmad Ali.

            “Kau seperti detektif”kata Widya.

            “Kalau aku apa kekuranganku?”tanya Ahmad Ali.

            “Menurutku kau terlalu pendiam”jawab Widya.

            “Oh,ya?.Aku kira aku cerewet.Kau orang pertama yang bilang aku pendiam”kata Ahmad Ali.
            “Begitulah”kata Widya.

            “Widya,seandainya kita jadi menikah,apa kau berpikir untuk menceraikanku?”tanya Ahmad Ali.

            “Hm…aku sudah berjanji,siapapun jodohku kelak,dia adalah pertama dan terakhir untukku.”kata Widya.

            “Jika aku wafat dan itu setelah kita menikah misalnya,apa kau berencana untuk mencari penggantiku?”tanya Ahmad Ali.

            “Hm…tidak.Suamiku cukup satu.”jawab Widya.”Mungkin aku akan menghabiskan masa sendiriku setelah ditinggal wafat suami dengan berlibur keliling dunia”
            Ahmad Ali tersenyum.

            “Jika terbesit di benakku untuk berpoligami,apa kau akan melarangku?”tanya Ahmad Ali.
            Widya mengangguk.

            “Tentu saja.Aku adalah isteri satu-satunya untuk suamiku”jawab Widya.

            “Jika kita jadi menikah,kau ingin memiliki anak berapa?”tanya Ahmad Ali.

            “Satu orang”jawab Widya.

            “Begitu,ya…”kata Ahmad Ali.

            “Sekarang aku yang bertanya,jika kita jadi menikah apa kau berpikir untuk menceraikanku?”tanya Widya.
            Ahmad Ali menggeleng.

            “Jika aku wafat setelah kita menikah apakah kau akan mencari penggantiku?”tanya Widya.

            “Tidak.”jawab Ahmad Ali.
             Widya tersenyum.

            “Apakah kau akan menyayangi ibu,ayah,dan adikku jika kita jadi menikah?”tanya Ahmad Ali.
            Widya mengangguk.

            “Apakah kau akan menyayangi kedua orang tuaku dan seluruh keluargaku jika kita jadi menikah?”tanya Widya.

            Ahmad Ali mengangguk.

            “Jika jadi menikah,bagaimana dengan penghasilan kita?”tanya Widya.

            “Aku tidak ingin menggabungnya.Bisnis yang kita jalani ada sejak sebelum kita menikah.Jadi harus terpisah.Penghasilanmu milikmu dan penghasilanku milikku.Jika kita saling memberi itupun tak ada paksaan.”jawab Ahmad Ali.

            “Dan jika kita memiliki anak apa dia akan mewarisi semua harta kita?”tanya Widya.
            Ahmad Ali mengangguk.

            “Ya.Dia akan mewarisi hartamu dan hartaku.”jawab Ahmad Ali.
            “Hm…begitu,ya”kata Widya.

            “Aku selalu menepati kata-kata dan janjiku”kata Ahmad Ali.

            “Aku juga”kata Widya.

            Mereka lalu teringat dengan pertemuan pertama mereka di Toko Widya dan ketika itu Ahmad Ali masih bertunangan dengan Andini Astuti.Usai mengenang masa pertama mereka bertemu,keduanya keluar dari restoran dan melangkah menuju ke hotel untuk beristirahat.

            Esok harinya mereka kembali ke Indonesia dengan naik pesawat terbang.Mereka tiba tepat waktu di bandara.Mereka melakukan check in dan kemudian menuju ke ruang tunggu penerbangan.Tak lama kemudian mereka sudah ada di dalam pesawat.Pesawat pun terbang membelah langit Malaysia.Ahmad Ali dan Widya sudah sangat merindukan Indonesia yang meski jauh di mata selalu dekat di hati.Perjalanan mereka di Malaysia tidak akan pernah terlupakan di benak mereka karena perjalanan ini adalah pembuka bagi perkenalan mereka yang memiliki niat untuk membangun sebuah keluarga sakinah,mawadah,dan warahmah.

                                                …………………………….

 Episode yang lain :
Cerita pendek : Mewujudkan Mimpi 3
Cerita pendek : Mewujudkan Mimpi 4
Cerita pendek : Mewujudkan Mimpi 7
Cerita pendek : Mewujudkan Mimpi 8
Cerita pendek : Mewujudkan Mimpi 9

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Cerita pendek : Mewujudkan Mimpi 6

0 komentar: