Dulu rumah Ica bekas sesajen
yang ada di pohon besar dekat samping rumah itu. Meskipun bekas sesajen, Ica
membeli rumah itu karena tanahnya luas dan layak mendirikan rumah yang besar.
Segera itu langsung menghubungi beberapa petugas dari proyek untuk menebang
pohon besar itu dan segera mendirikan sebuah bangunan rumah yang sesuai dengan
desain Ica di kertas putih besar.
Setelah rumahnya jadi, sering
kali dengan teman-temannya berfoya-foya atau dugem pada waktu malam hari di
dalam rumahnya. Dia hidup sendirian. Sedangkan orang tuanya meninggal dunia
sejak dia kelas 3SMA yang masih berumur 18 tahun. Dia diasuh oleh pamannya,
sekarang pamannya entah kemana dan meninggalkannya ke luar negri pada saat dia
sudah lulus SMA, lalu dia sekarang bekerja salah satu perusahaan di Surabaya.
Pada malam hari ketika ia
sedang tidur ada suara angina kencang sampai-sampai jendela kamarnya terbuka
dengan sendirinya. Ia bangun dari keranjangnya. Kemudian segera menutup jendela
tersebut dan menguncinya dengan rapat.
Pagi yang cerah membuat
alarmnya berbunyi. Lalu ia bangun dan melihat alarmnya yang menunjukkan pukul
07:45. lalu ia bergegas-gegas mandi, setelah mandi ia mendapatkan sms dari
teman dekatnya Putri.
Putri menyuruhnya untuk
segera berangkat dan menginformasikan bahwa ia mendapatkan santapan matang dari
pemilik perusahaannya yang bernama Pak Yusuf karena belum datang ke kantor.
Saat itu sudah berada di
kantor, ia menghampiri Putri sedang berjalan menuju lift dengan membawa
berkas-berkas penting.
“Maaf Put, sms kamu gak tak
balas”
“It’s oklah no problem kok
Ca, lagian aku sudah menebak “
“Emang, kok kamu tau si Put?”
“ Ya iyalah putrid gitu loh…
masak gak tau kebiasaannya sahabat sendiri. Ya sudah di cari Pak Yusuf.”
“Ha… Pak Yusuf!!! Kira-kira
Pak Yusuf marah gak ya…”
“Mungkin kamu dapat diskon
dari Pak Yusuf kali.”
“ diskon! Reomatik kamu itu
kali`,ya sudah aku tak menghadap pak Yusuf dulu “
“ allright , good luck ya “
“ ok “
Ketika ia sudah di depan
pintu tempatnya pak Yusuf, ia mengetuk pintu dengan pelan dan sedikit gugup
lalu pak Yusuf mempersilahkan masuk ke dalam ruangannya
“ siapa ?”
“ emm saya pak , maaf pak
saya terlambat “
“ ica-ica sudah jam berapa
ini ?”
“ jam 08.00 pak , hehehe ”
“ kamu sebagai sekretaris
saya seharusnya datangnya lebih tepat , ya sudah saya beri kamu tugas membuat
proposal yg harus kamu kerjakan pada hari ini ”
“ ha proposal sebanyak ini
pak ?”
“ ya itu, apa masih kurang ?”
“ hehehe enggak kok pak “
“ ya sudah sekarang kamu
boleh kembali ke tempatmu “
Setelah itu ia mengerjakan
proposal sampai larut malam ica baru pulang , ia langsung meletakkan tubuhnya
ke tempet tidurnya , tiba-tiba ia mendengar suara lirih yang lembut di luar
balik candela , segera ia bangun dari tempat tidurnya dan melangkahkan kakinya menuju
cendelanya itu dengan mengendap-endap dengan sedikit takut.
Kemudian ia menoleh ke kanan
dan ke kiri, ternyata tidak ada siapa-siapa. Lalu ia menutup cendelanya dan
langsung meloncat candela itu terbuka dengan cepat. Tubuh Ica lanngsung
merinding , teryata ia melihat ada seorang wanita seperti tante – tante yang
berambut kuning yang panjang, dan pakaian seluruh tubuhnya berwarna kuning
kuning semua yang mengkilat.
Dengan sekejab mata sosok
tante kuning tersebut hilang begitu saja , ica agak ketakutan setelah melihat
sosok tersebut .Lalu ia kembali ke keranjang tidurnya dan segera mengambil
selimut di bawah kakinya, lalu dia tarik selimut itu sampai ke atas kepalanya.
Jam sudah menunjukkan pukul
07.30 ia bangun dan bergegas – gegas ke
kantornya , di kantor ia bercerita kepada putri kejadian apa yang terjadi
disaat malam itu, teryata putri tidak percaya dengan informasinya.
“ ah, itu si hanya halusniasi
kamu aja mungkin,,, ‘
“ ya ampun, beneran aku
melihat dengan mata kepalaku sendiri!”
” ca mungkin, kamu kebanyakan nonton video di laptop makannya kamu berhalusniasi yang bukan – bukan”
“ put kok kamu gak percaya
si, ok kalau gak percaya nanti datanglah ke rumahku dan harus menginap sampai
pagi , gimana?”
“ ok siapa takut!”
Sekitar pukul 20.00 malam Ica
sedang mengerjakan tugas dari kantornya di ruang tamu , tiba – tiba ada suara
mobil di depan , kemudian ada yang mengetuk pintu yang keras , Ica langsung
menebak yang datang pasti Putri.
Tok tok tok…….
“ iya sebentar,,,, “
Cklek
“ akhirnya kamu datang juga
Put”
“ ah bulsyit deh, hemh Putri
– putrid masuklah “
“ kamu lagi ngapain?”
“ aku lagi ngerjakan buat
document untuk meeting besok”
“ oh , iya aku juga mau
ngerjakan tugas juga”
“ allright, us do this with
together”
Sudah terlarut malam mereka
berdua mulai mengantuk , mereka
berdua berpindah. Beberapa menit
kemudian Putri terdengar suara angina seperti putting beliung dari arah
candela.
BLAK!!! Suara candela itu
terbuka dengan sendirinya , lalu Putri bangun dari tidurnya dan mendekati cendelaitu, tiba – tiba tante
kuning menampakkan kewujudannya dihadapan mata Putri , seketika itu Putri
berteriak dengan kencang sampai – sampai Ica terbangun mendengar terjiakan
Putri.
“HAAAA…..” teriakan yang
menggelenggarkan bumi ini
“ kamu kenapa put?” sambil
mengampiri Putri
“ a-aku melihat sosok wanita
berambut kuning dan seluruh tubuhnyapun kuning semua,” kata sok Putri dengan
memundurkan kakinya yang pelan sampai tempat tidur
“ yups itulah tante
kuning yang sudah kulihat dari sejak
kemarin malam “
“ tante kuning! Hari gini ada
tante kuning “ kata heran Putri
“ takut kan,,,,!? Ejek Ica ke
Putri
“ ya sekarang aku percaya
sama kamu, Ca sebaiknya kamu segera pndah deh dari sini”
“ gak ah Put, meskipun ada
tante kuning disini aku tetap setia pada rumah ini”
“ tapi kan Ca , rumah ini
sudah gak aman buatmu “
“ ya emang si ,,, tapi aku ingin disini sampai
kematianku datang nanti”
“ sungguh aku salut denganmu
my frend “
“ udah deh jangan lebay ,
kita tidur lagi yuk!”
Esok harinya Ica dan Putri
mendatangkan satu kyai ke rumahnya Ica untuk menerawang situasi yang ada pada
rumahnya , kemudiuan kyai itu berkata pada
Ica dan Putri bahwa dulu penghuni tanah ini adalah perempuan yang tinggi yang
di juluki Tante Kuning.
Kemudian kyai itu bertapa sejenak
mengeluarkan rohnya untuk bisa berdialog dengan Tante Kuning. Setelah mereka
bercakap-cakap ternyata Tante Kuning ingin balas dendam kepada Ica karena ia
sudah menebang pohon yang besar dulu dn merusak tanah menjadi bangunan mewah
ini.
“Kyai apa yang harus aku
lakukan?”
“Kamu harus berdialog dengan
Tante Kuning dulu, supaya kamu bisa mendapatkan pengakuan darinya langsung.”
“Haa… bercakap langsung? Aku
gak mau kyai. Aku takut.”
“Sudah jangan takut!!! Ada
saya disini untuk membantumu.”
“Iya kyai.”
Lalu Ica mengikuti perintah
dari kyai untuk bertapa sejenak. Seketika itu kyai menyatuhkan rohnya ke dalam
tubuh Ica. Tiba-tiba rohnya Ica berdiri di atas lantai.
Lab…
Tiba-tiba Tante Kuning muncul
di hadapan Ica.
“Ka… kamu…!?”
“Iya ini aku, aku yang selalu
menghantuimu di candela atas.”
“Apa alasanmu selalu
menggangguku?”
“Karena kamu sudah merusak
rumahku 18 tahun yang lalu, dulu warga disisni banyak yang menyajenkan pohon
itu dan akulah sesembahannya. Jadi jangan pernah kau salahkan aku jika aku ingin
balas dendam kepadamu. Sekarang kau harus mati.”
“Tunggu dulu, apa gak kasian
ama aku…? Dulu aku punya cita-cita ingin memiliki rumah negeri dongeng. Aku
berjuang mati-matian untuk membangun sebuah rumah yang seperti istana ini,
karena aku gak mau nasib ku seperti kedua orang tuaku yang dulu. kasihanilah
aku…”
“Ah, banyak bacot. Rasakan
ini.”
Cahaya bersinar terang yang
mematikan saat di keluarkan oleh Tante Kuning kepada Ica, sehingga tubuh Ica
menjadi kesakitan. Kyai pun langsung menguatkan energinya. Lalu Ica di
singkirkan oleh kyai, Ica pun langsung pinsan. Kemudian kyai menggantikan
posisi Ica untuk melawan Tante Kuning. Mereka saling berlawanan cahaya yang
mereka miliki.
Akhirnya Tante Kuning pun
kalah dengan kekuatan kyai. Lalu Tante Kuning tertindas oleh tangan kyai.
Setelah itu kyai kembali ke tubuhnya yang asli. Kemudian Putri menolong Ica
yang sedang pinsan.
“Ca…Ca… bangun Ca… ayo bangun
Ica. Kamu harus bangun Ca.”
Kata-kata kekhawatiran Putri
membuat Putri nangis melihat sahabatnya yang sedang tergeletak di lantai.
Akhirnya Ica pun tersadarkan dari pinsannya dan Putri pun langsung memeluk Ica
dengan erat.
0 komentar:
Post a Comment