Dan Perancis adalah tujuan pertamanya.Perancis
adalah sebuah negara di benua Eropa yang akan dikunjungi Widya sebentar
lagi.Gadis cantik itu kini sedang packing di kamarnya menyiapkan semua yang
akan dibawanya ke Perancis esok hari.Setelah packing agak lama,maka terdapatlah
sebuah tas ransel untuk dibawanya kesana.Hanya satu tas ransel.Itu artinya
backpacker lagi.
Esok
telah tiba,Widya segera memanggil taxi untuk mengantarnya ke bandara.Dia tidak
membawa mobilnya karena siapa yang akan membawanya kalau dia sudah
terbang?.Jadi,naik taxi lebih efisien.Tak lama kemudian dia sudah tiba di
bandara.Dia kemudian melakukan check in dan tak lama kemudian dia sudah ada di
ruang tunggu keberangkatan.
Widya
kini sudah naik ke dalam pesawat.Pesawat tak lama kemudian terbang.Sebuah
perjalanan yang pastinya menyenangkan.Akhirnya tibalah Widya di Paris ibukota
negara Perancis.Hawa Eropa langsung terasa saat Widya pertama kalinya
menginjakkan kaki di kota ini.
“Alhamdulillah”bisik
Widya dalam hati.
Widya
kemudian menuju tempat tinggalnya.Dia beruntung kali ini karena untuk urusan
tempat tinggal dia agak dimudahkan oleh Allah.Seila,salah satu pemilik cabang
tokonya memiliki adik yang kebetulan sedang kuliah di Paris.Adik Seila dengan
senang hati menerima Widya untuk menginap di flatnya.Widya kemudian tiba di
flat yang dimaksud,adik Seila yang bernama Siska begitu senang menyambut
kedatangan Widya.
“Just
ransel?”tanya Siska.
Widya
mengangguk.
Siska
kagum dengan semangat backpacker yang dimiliki oleh Widya.Siska kemudian menuju
kamar yang akan didiami Widya selama di Paris.Sebuah kamar yang bagi Widya
sudah begitu megah untuk ukuran backpacker sepertinya.Usai menunjukkan kamar
kepada Widya,Siska menyerahkan sebuah kunci untuk Widya.
“Aku
duplikasi kemarin,khusus untuk kak Widya”kata Siska.”Aku sering keluar flat
jadi kakak harus punya kunci juga”
Widya
mengangguk dan mengambil kunci tersebut.Siska sangat ramah kepadanya.Widya
kemudian menaruh tasnya,shalat,dan kemudian Siska mengajaknya untuk makan
siang.
Setelah
makan siang,Siska meminta izin untuk ke kampus dan Widya juga hendak menjelajah
Paris.Siska lebih dahulu meninggalkan flat,disusul Widya 10 menit kemudian.Jadi
Widya lah yang mengunci flat.
Widya
berjalan-jalan di Montmartre.Disini banyak kafe untuk nongkrong dan banyak
seniman yang berkarya.Widya memotret dengan penuh ambisi dan mengambil video
juga.Dia begitu menikmati perjalanannya kali ini.
Setelah
itu Widya mengunjungi Louvre.Ada piramida kaca yang indah dan pastinya dipotret
dan Widya juga mengambil video dengan latar piramida kaca.Widya juga
mengunjungi Katedral Maria Magdalena.Luar biasa indah Perancis ini,desis batin
Widya.
Dan
akhirnya di malam hari,Widya pun mengunjungi Menara Eifel yang terkenal
itu.Selama ini hanya mimpi atau hanya sebatas melihat di TV,di majalah,atau
internet bisa melihat Eifel.Kini menara itu sudah ada di depan matanya.Sungguh
sebuah keajaiban dunia yang begitu memukau.Cahaya lampu yang menyinarinya begitu
indah dipandang mata.My dreams come true,batin Widya.Dia kemudian memotret
Menara Eifel sepuasnya dan mengabadikan video yang pasti berlatarkan menara
tersebut.
Sambil
asyik membuat video yang direkam dan diperankan juga oleh dirinya sendiri,Widya
tanpa sengaja bertabrakan dengan seseorang yang nampak melangkah begitu
terburu-buru.Tas orang itu jatuh dan demikian pula dengan tas Widya.Isi tas
orang itu tumpah dan demikian pula dengan isi tas Widya.Mereka berdua kemudian
disibukkan dengan memasukkan isi tas yang tumpah ke dalam tas mereka
masing-masing.
“I’m
sorry”kata Widya.
Orang
itu lalu mengangguk dan melangkah pergi dengan cepatnya.Karena sedang musim
dingin,Widya tidak terlalu mengenali orang itu,tubuhnya tertutup jaket tebal
dan lehernya ditutupi syal,syal itu bahkan menutupi wajahnya juga.Selain itu
orang yang ditabraknya itu bertopi.
Penampilan
Widya juga sama.Dia memakai jaket yang tebal dan syal menutupi lehernya.Dan
jilbabnya juga menutup rapat kepalanya sehingga sulit dikenali.
Widya
kembali disibukkan dengan pembuatan videonya yang sempat tertunda karena
insiden kecil tadi.Usai mengambil video,Widya memutuskan untuk makan malam di
sebuah restoran yang ada di dekat Menara Eifel.Usai makan malam,Widya
memutuskan kembali ke flat.
Widya
sudah tiba di flat dan Siska belum pulang juga.Widya mengunci kembali pintu
setelah masuk ke dalam flat.Dia mengintip melalui jendela dan melihat salju
turun dengan indahnya.Widya tersenyum.Kapan lagi bisa melihat salju,di
Indonesia salju tidak ada,kan?.Widya kemudian menuju ke kamarnya.Mengambil air
wudhu di toilet yang menyatu dengan kamar.Setelah itu dia menunaikan
shalat.Saat dia sedang menunaikan shalat handphone yang ada di dalam tas kecil
yang tadi dibawanya keluar keliling Perancis berdering.
Usai
shalat barulah Widya menjawab telepon yang masuk itu.Lima kali berdering.Dan
pada dering ke enam,Widya langsung mengangkatnya.
“Ismail,kok
lama tidak diangkat?”tanya suara yang menelepon dengan menggunakan bahasa
Indonesia yang fasih.
“Maaf,siapa
Ismail?”tanya Widya.
“Lho….suara
perempuan….pacarnya….uuuupppss…..eh…Ismail dimana?”tanya suara itu lagi.
“Maaf,saya
tidak kenal Ismail mungkin anda salah sambung”kata Widya sambil menutup
telepon.
Widya
kemudian melepas mukenanya dan melipatnya.Dia kemudian memutuskan untuk segera
tidur.Namun teleponnya berdering lagi.Saat berdering itulah,Widya memperhatikan
dengan seksama handphone itu.Memang jika dilihat sekilas,handphone itu mirip
dengan handphonenya,namun pada layar handphone tertulis jelas kalau Temanku menelepon.Tidak
ada kontak Temanku yang ditulis Widya pada handphonenya.Widya tidak menjawab
telepon masuk itu,dia malah memperhatikan isi dari handphone itu.Walpapernya
beda dengan walpapernya dan setelah puas meneliti isi handphone,Widya yakin
kalau handphone itu bukan miliknya.
“Ya
Allah,kenapa bisa begini?”tanya Widya kepada dirinya sendiri.
Widya
kemudian teringat dengan kejadian bertubrukannya dia dengan seseorang di depan
menara Eifel saat sedang mengambil video.Isi tas mereka tumpah dan pasti mereka
salah mengambil handphone karena memang warna dan merek handphone mereka pasti
sama.Ini kasus tertukar namanya.
Handphone
itu berdering lagi.Widya mengangkatnya.
“Ya
Hallo….”kata Widya.”Handphone ini tertukar dengan handphoneku secara tidak
sengaja.”
“Betulkah?,jadi
kau bukan pacar Ismail….hm…maaf aku salah paham.”kata suara itu.”Sebaiknya
segera telepon nomormu dan sampaikan kepada Ismail kalau handphone kalian
tertukar”
“Iya.Terima
kasih sarannya.”kata Widya.
Widya
kemudian menekan nomor handphonenya pada tombol handphone yang kini sedang
dipegangnya.Namun,tak ada jawaban sama sekali.Widya merasa mungkin lelaki yang
bernama Ismail itu sudah tidur.
Widya
memutuskan untuk menelepon lagi keesokan harinya.Dia sudah sangat
mengantuk.Widya kemudian tertidur.
Keesokan
harinya,Widya bangun dan menunaikan shalat subuh tepat waktu.Dia kemudian
menuju ruang makan untuk sarapan.Siska sudah menyiapkan sarapan untuk mereka
berdua.Sambil sarapan Widya menceritakan insiden tertukarnya handphonenya.
“Ismail?...apa
bukan Ismail dosenku?.”tanya Siska.Siska kemudian mengambil handphonenya dan
menelepon nomor Ismail yang jadi dosennya.Dan handphone yang dipegang oleh
Widya berdering.
“Luar
biasa….handphonemu tertukar dengan handphone dosenku”kata Siska.
“Baguslah,semakin
gampang untuk menemukannya”kata Widya.
“Sebaiknya
hari ini ikut aku ke kampus.Kebetulan Ismail mengajar di kelasku”kata Siska.
Widya
mengangguk.Dia dan Siska kemudian bersama-sama menuju ke kampus Siska.Tak lama
kemudian mereka telah tiba di kampus tersebut.Ismail rupanya tidak masuk dan
dikabarkan sedang ada perjalanan bisnis ke Spanyol dan akan kembali tiga hari
lagi,itu artinya Widya sudah ada di Indonesia saat Ismail kembali ke Perancis.
“Aduh
bagaimana ini…aku harus segera mendapatkan handphoneku.Aku pikir dia ada di
negara ini makanya optimis bisa dapatkan handphone itu hari ini”kata Widya.
“Aku
juga tidak menyangka dia akan ke Spanyol.Dasar dosen gila bisnis”kata Siska.
“Dia
orang Indonesia,ya?”tanya Widya.
Siska
mengangguk.
“Dia
baru mulai mengajar setahun yang lalu.Tapi,tetap dia masih suka
berbisnis.Sebaiknya telepon handphonemu sekarang”saran Siska.
Widya
mengangguk.Namun tak ada yang mengangkat.Widya tak mengerti mengapa Ismail
tidak mau mengangkatnya.
Setelah
menelepon Ismail,giliran handphone itu berdering dan Temanku lagi yang
menelepon.
“Hallo….ini
dengan yang tertukar handphonenya dengan Ismail?”tanya suara itu.
“Ya”jawab
Widya.”Saya Widya”
“Saya
Arman,teman Ismail.Ismail baru saja menghubungiku kalau handphonenya dicuri saat
dia sedang melakukan perjalanan ke Spanyol.Itu artinya handphonemu yang
dicuri.Dan Ismail sudah tahu kalau handphonenya tertukar dengan handphonemu,aku
yang beritahu dia”kata Arman.
“Astagfirullah.Astagfirullah.Astagfirullah.Handphone
itu seperti nyawaku.Banyak hal ada di dalam smartphoneku itu.Aku harus
bagaimana?”tanya Widya.
“Ismail
sudah melapor kepada polisi akan pencurian itu”jawab Arman.”Anda tinggal
dimana?”
“Saya
sedang berlibur di Perancis.Besok saya akan kembali ke Indonesia.”kata Widya.
“Tunda
dulu kepulangan anda.Saya yakin polisi akan segera menemukan handphone anda.”kata
Arman.
“Baiklah.Sebaiknya
anda datang mengambil handphone teman anda ini sebentar malam di….”kata Widya.
“Saya
sedang hendak ke Italia.Saya sudah di bandara sekarang.Ismail sendiri yang akan
menemui anda untuk mengambil handphonenya,tunggulah dia tiga hari lagi”kata
Arman.
“Baiklah”kata
Widya.
Akhirnya
Widya memperpanjang kunjungannya di Perancis.Sebuah hal yang tak terduga dialaminya
di negeri cinta ini.Dia sama sekali tidak menyangka kalau handphonenya akan
tertukar dan bahkan sampai dicuri.Subhanallah.Widya langsung bersedekah atas
musibah yang melandanya ini.
Hari
yang ditunggu tiba,Widya menunggu Ismail di flat Siska.Siska sedang ke kampus
seperti biasa.Dan Ismail kemudian datang sesuai waktu perjanjian.Widya
membukakan pintu untuk Ismail.Ismail lalu masuk ke dalam flat dan duduk di
ruang tamu.Kali ini dia membuka syalnya dan nampaklah wajahnya yang luar biasa
tampan itu.
“Saya
Ismail dan anda Widya,kan?”tanya Ismail.
Widya
mengangguk.Ismail kini bisa melihat wajah Widya dengan jelas karena saat
insiden malam itu,wajah Widya juga tertutup syal.
“Ini
handphone anda”kata Widya sambil menyodorkan handphone kepada Ismail.
Ismail
mengambil handphonenya.
“Terima
kasih sudah menjaganya.Saya merasa bersalah sekali tidak bisa menjaga handphone
anda dengan baik”kata Ismail.”Tapi,saya yakin pihak kepolisian akan segera
menemukan handphone anda”
“Handphone
itu sangat berharga bagi saya.”kata Widya.”Handphone itu sudah menemani saya
selama tujuh tahun”
Ismail
mengangguk.Dia mengerti dengan perasaan Widya saat ini yang kehilangan
handphonenya.
“Saya
sendiri sudah membeli handphone baru.Setiap waktu polisi akan segera
menghubungi saya jika handphone anda sudah ditemukan”kata Ismail kepada Widya.
Widya
mengangguk.
Handphone
Ismail kemudian berdering.Handphone yang baru dibelinya yang berdering.Ismail
mengangkatnya dan ada telepon dari pihak kepolisian kalau handphonenya yang
sempat hilang sudah berhasil ditemukan.
“Handphonemu
sudah ditemukan.Alhamdulillah.”kata Ismail.”Sekarang ayo ikut aku ke kantor
polisi,kita akan pergi mengambilnya”
Widya
mengangguk.Ismail dan Widya kemudian naik ke dalam mobil Ismail.Ismail yang
mengendarai mobil.Jalanan Perancis begitu memukau dan indah.Widya senang
handphonenya bisa berhasil ditemukan lagi.Usai mengambil handphone itu di
kantor polisi,Ismail mengantar kembali Widya ke flat.
“Kapan
kembali ke Indonesia?”tanya Ismail kepada Widya.
“Kalau
bisa besok.Sebentar malam saya mau cari tiket dulu”jawab Widya.
Akhirnya
mereka tiba di flat.Ismail tidak masuk flat.Widya mengucapkan terima kasih atas
bantuan Ismail,mereka bertukar kartu nama setelah itu mereka berpisah.Widya
kemudian hunting tiket pesawat via internet dan dia menemukan tiket pulang
besok jam 5 sore waktu Perancis.Setelah itu Widya packing dan ketika Siska
pulang dari kampus,Widya sudah selesai packing.
Esok
telah tiba,Widya sudah siap ke bandara.Dia memesan taxi yang akan mengantarnya
ke bandara.Siska melepas kepergian Widya dengan pesan supaya Widya datang lagi
kembali ke Perancis jika ada waktu.Widya mengangguk.Dia dan Siska berpelukan
kemudian mereka berpisah.Taxi kemudian tiba di bandara.Widya mengambil
ranselnya dan sebuah tas jinjing yang berisi oleh-oleh khas Perancis.Widya
kemudian mencari tempat check in ketika Ismail menemukannya.
Ismail
rupanya menyusul Widya ke bandara.Ismail berhasil menemukan Widya.Widya kaget
dengan kehadiran Ismail yang begitu mendadak.Ismail kemudian mengajak Widya
berbincang di kantin bandara,waktu penerbangan Widya tinggal 3 jam lagi.Widya
menerima ajakan Ismail.
Mereka
berdua duduk berhadap-hadapan,Ismail memesan menu makanan untuk mereka berupa
menu masakan Perancis yang terkenal.Mereka menyantap menu itu dalam diam,usai
menyantap menu itu,Ismail menyampaikan isi hatinya kepada Widya.
“Sejak
pertama bertemu denganmu kemarin,aku merasa sudah jatuh cinta kepadamu.Sebelum
kau pergi aku mau bertanya kepadamu apakah kau juga mencintaiku?”tanya Ismail.
“Jadi,ini
yang menyebabkanmu menyusulku di bandara?”tanya Widya.
Ismail
mengangguk.
“Ismail,jujur
aku hanya menganggapmu sebagai teman.Tak ada rasa cinta sama sekali.Maaf,aku
tidak mencintaimu dan carilah yang lain yang pantas untuk kau cintai.Tapi,kita
tetap berteman,ya”kata Widya.
Ini
penolakan.Ismail menerimanya dengan lapang dada.Dia lega sudah menyampaikan isi
hatinya dan meski ditolak,Ismail tetap kuat.Dia menerima permintaan Widya untuk
tetap berteman.
Widya
kemudian check in,Ismail sudah meninggalkan bandara sambil mengendarai
mobilnya.Widya kemudian masuk ke ruang tunggu penerbangan.Tak lama kemudian
pesawat yang akan ditumpanginya siap berangkat.Widya naik ke dalam pesawat dan
akhirnya pesawat terbang membelah langit Perancis.Widya memandang langit
Perancis yang sudah mulai gelap.Dia ditemukan oleh cinta Ismail di negara Eropa
ini dan dia merasa tidak menyukai Ismail sama sekali.Sebuah perjalanan yang
pasti membekas di hatinya.Sebuah perjalanan yang banyak mengajarkannya banyak
hal.Good bye,Perancis.See you next time.
0 komentar:
Post a Comment