kumpulan cerita pendek terbaru
Ini Hanya Sebagian Kisah Ku, tentang cerita cinta ku
Awalnya aku seperti kebanyakan orang yang mengawali perkenalan seorang pria dengan pacaran. Aku mengenalnya di lingkungan kerja yang baru. Aku bernama Sakinah. Saat itu hanya aku karyawan wanita yang belum menikah, begitu juga dia, hanya dia karyawan pria yang belum menikah. Bukan hal aneh jika kita di goda karyawan lain agar kita menjalin hubungan. Aku sebagai Admin Piutang dan dia sebagai pengiriman, ia bagian yang selalu bersangkutan dengan aku jika ada selisih setoran. Suatu hari, ia meminta nomer handphone ku guna komunikasi jika ada masalah dengan setoran, itu kata dia. Ia mulai menelpon ku malam itu dan jadi rutinitas tiap malam, kita pun semakin dekat. Sampai suatu malam diantara obrolan ia menyatakan perasaannya bahwa dia suka pada ku, tapi aku yang kurang yakin karna lewat telpon, meminta ia menyatakannya langsung padaku. Dia membuktikannya dengan mengajak aku bertemu hari minggu di sebuah danau. Ada rasa canggung, mungkin karna baru kenal dan aku bukan orang yang cepat beradaptasi dengan orang baru. Ia berkata dengan nada bercanda “kamu mau ga jadi cewe aku?” tapi aku masih kurang yakin dan meminta ia untuk mengulanginya dengan serius. Dia benar mengulangi dan meminta aku sebagai pacarnya. Aku hanya menjawab “Ya, jalani aja dulu.” Ya, saat itu lah awal cerita kita, tapi mungkin masih terkesan tidak serius dan hanya coba – coba jalani aja.
Ini Hanya Sebagian Kisah Ku, tentang cerita cinta ku
Awalnya aku seperti kebanyakan orang yang mengawali perkenalan seorang pria dengan pacaran. Aku mengenalnya di lingkungan kerja yang baru. Aku bernama Sakinah. Saat itu hanya aku karyawan wanita yang belum menikah, begitu juga dia, hanya dia karyawan pria yang belum menikah. Bukan hal aneh jika kita di goda karyawan lain agar kita menjalin hubungan. Aku sebagai Admin Piutang dan dia sebagai pengiriman, ia bagian yang selalu bersangkutan dengan aku jika ada selisih setoran. Suatu hari, ia meminta nomer handphone ku guna komunikasi jika ada masalah dengan setoran, itu kata dia. Ia mulai menelpon ku malam itu dan jadi rutinitas tiap malam, kita pun semakin dekat. Sampai suatu malam diantara obrolan ia menyatakan perasaannya bahwa dia suka pada ku, tapi aku yang kurang yakin karna lewat telpon, meminta ia menyatakannya langsung padaku. Dia membuktikannya dengan mengajak aku bertemu hari minggu di sebuah danau. Ada rasa canggung, mungkin karna baru kenal dan aku bukan orang yang cepat beradaptasi dengan orang baru. Ia berkata dengan nada bercanda “kamu mau ga jadi cewe aku?” tapi aku masih kurang yakin dan meminta ia untuk mengulanginya dengan serius. Dia benar mengulangi dan meminta aku sebagai pacarnya. Aku hanya menjawab “Ya, jalani aja dulu.” Ya, saat itu lah awal cerita kita, tapi mungkin masih terkesan tidak serius dan hanya coba – coba jalani aja.
kumpulan cerita pendek terbaru
Sebenarnya
karyawan – karyawan tak ada yang tau kalau kita telah pacaran, tapi sebisa kita
menutup mulut mereka juga akan tau. Seperti ketika liburan bersama setelah
lebaran ke Pelabuhan Ratu, kedekatan kita semakin terlihat, bahkan dia begitu
kuatir dengan aku. Saat ini hubungan kita telah diketahui karyawan lain, begitu
juga dengan papa. Pertemuan pertama dengan papa saat dia mengantar ku pulang,
papa begitu menerima dengan baik kedatangan dia. Dan hari berganti bulan,
hubungan aku dengan dia begitu baik, juga antara hubungan dia dengan papa dan
antara aku dengan keluarganya. Semakin hari perasaan yang awalnya “coba jalani
aja dan tak ada kata serius” saat ini perasaan ku menjadi begitu tulus untuk
dia. Ketika keterbukaan akan diri dia yang sesungguhnya pun aku tak menyesal
dan tetap menjalani hubungan kekasih dengannya tanpa berubah pikiran. Sikap dia
pun semakin meyakinkan ku jika dia pun juga begitu tulus.
Dia
yang selalu ada dalam tulisan ini adalah bernama Masdi. Aku tau dia
berpendidikan lebih rendah daripada aku. Aku tau dia secara jabatan di kantor
juga kita memiliki perbedaan, aku memiliki gaji yang lebih dari dia. Aku tau
dia bukan seperti tipe pria yang aku impikan. Aku tau dia bukan pria kaya. Ini
bukan untuk membandingkan dia dengan yang lain atau menjelekkan dia dan melukai
perasaannya. Tapi kenyamanan hati ku berkata dia mempunyai sesuatu yang lebih
istimewa yang sulit dimiliki oleh pria lain. Dia pria jujur, selalu berlemah
lembut dengan aku sebagai wanita, aku menjadi begitu dihargai dan dilindungi
dengan dia, dia memiliki cinta yang begitu tulus, semua darinya tak dimiliki
oleh pria lain yang ku tau sebelumnya. Hubungan kami pun begitu tentram, bisa
dibilang tak ada kata pertikaian. Dia begitu bisa mendamaikan hati ku.
Seperti
biasa layaknya orang pacaran pasti mengenal ‘malam mingguan’, setiap hari sabtu
aku selalu tidak bawa motor kalau kerja dan dia selalu mengantar ku pulang.
Dirumah, Masdi dan papa selalu akrab mengobrol, mereka merokok bareng, begitu
tentram melihat keadaan itu, baru aku melihat keadaan seperti itu. Kurang lebih
sudah 3 bulan aku dan Masdi menjalin kasih, rupanya malam itu papa menanyakan
kapan akan menikahi aku, karna papa tidak mau aku pacaran terlalu lama takut
terjadi hal yang tidak diinginkan. Sebenarnya tak menyangka papa akan bertanya
seperti itu, aku merasa baru mengenal Masdi sebagai pacarku, aku merasa belum siap
untuk menikah karna aku pernah berkeinginan baru akan memikirkan tentang nikah
ketika adikku sudah lulus sekolah. Dan ternyata Masdi tidak keberatan, begitu
mengerti rasa kuatir seorang ayah dengan anaknya, Masdi pun akan musyawarah
orang tuanya mengenai perbincangan dengan papa. Papa pun memberi aku pengertian
“kalau ga siap kapan siapnya, kalau dio dikit lagi lulus ini tinggal hitungan
bulan ga usah terlalu dipikirin”. Ya, adikku, Dio duduk di kelas 3 SMK.
Setelah
sempat berpikir, aku pun telah bersedia untuk dinikahi oleh Masdi, mungkin
memang masih terlalu muda untuk aku
karna umur baru akan berusia 23 tahun 25 Februari mendatang. Dan menjawab
kesiapan batin ku, aku menyampaikan pada papa kalau aku mau nikah bulan haji.
Tapi papa berkata “Kelamaan kalau
bulan haji, papa takut ga bisa lihat (aku menikah), bulan apa aja baik, hari
apa aja baik, yang penting kina menikah dengan orang yang sayang sama anak
papa.” ucap Papa begtu berharap aku segera menikah.
Dan akhirnya aku hanya menjawab,
“Yaudah, kalau ga abis bulan haji, kina mau sebelum atau sesudah hari ulang
tahun kina, Februari.” Ucap ku saat itu. Jika memang Masdi siap bulan februari
berarti kurang lebih 5 bulan lagi pernikahan ku akan terjadi?
kumpulan cerita pendek terbaru
Disini
tidak semua bisa ku ceritakan karna akan begitu panjang, hanya dari sebagian
yang masih melekat dalam benakku. Sampai pada akhirnya aku meminta agar Masdi
melamar aku di bulan Desember, kalau bisa sih tanggal 12 karna itu adalah hari
ulang tahun mama. Aku pernah berkata “aku berharap bisa memberikan kado untuk
mama.”
Sempat
ada kemelut antara aku dan Masdi. Ia sudah berusaha musyawarah dengan
keluarganya agar bisa segera melamar ku, tapi aku merasa dalam keadaan
ketidakpastian. 2 hari lagi tanggal 12 belum ada kepastian juga kapan
keluarganya melamar ku. Dan ternyata acara lamaran itu bukan bertepatan dengan
hari ulang tahun mama. Aku semakin gelisah, saat itu emosi ku sangat labil
sampai mungkin aku sempat putus asa karna sampai mendekati akhir bulan desember
belum ada persiapan apapun untuk pernikahan bahkan belum ada acara lamaran.
Saat aku gelisah, Masdi selalu meyakinkan aku bahwa dia yakin pernikahan kita
akan terjadi dan kita sebagai suami dan istri. Ia juga sempat memberi saran
kalau nikah dulu, lalu resepsi sekitar bulan Mei atau Juni. Akhirnya, Masdi dan
keluarganya melamar ku bertepatan dengan hari ibu. Walau acara lamaran yang
begitu sederhana, tapi aku sungguh bahagia ia telah melamar ku dan hari
istimewa ku itu untuk almarhumah mama ku. Alhamdulillah, papa benar – benar
menerima dengan ikhlas dengan segala kekurangannya, begitu juga aku. Tepat pada
acara lamaran itu pun ditentukan tanggal pernikahan kami, 09 Februari 2014.
Waktu
yang begitu cepat, dengan persiapan yang santai. Aku pun tak pernah meminta
pesta pernikahan dengan hiburan, karna aku tau keadaan. Tapi, papa ternyata
pengen juga di pernikahan anak perempuan pertamanya ada hiburan, papa memesan
organ tunggal. Papa begitu rela sampai sakit karna segala persiapan pernikahan
ku semua papa yang urus, papa sampai rela minjam uang dengan adik – adiknya
untuk tambahan persiapan, papa benar – benar mengusahakan agar pernikahan ku
sederhana tapi tetap meriah.
kumpulan cerita pendek terbaru
Pada
malam tahun baru aku dan adikku malam tahun baru dengan keluarga mama di Bogor.
Saat acara itu, aku bercerita bahwa aku telah dilamar dan sudah ditentukan
tanggal pernikahan dengan kakek dan saudara – saudara mama. Entahlah, aku
menangis setelah mendapat pernyataan dari kakek, terasa sedih, adik – adik mama
pun menenangkan ku dan salah satu antara mereka bilang ‘Yang penting papa udah
setuju’. Ya, memang rencana pernikahan ku terkesan mendadak di mata keluarga,
tapi papa yang menentukan tanggalnya, aku hanya berusaha untuk siap secara
batin.
Saat
itu, aku sempat ingin mengubah tanggal dan bulan nikah aku karna mendengar pernyataan
dari Mbah. Hal itu ku sampaikan pada papa, papa pun berkata “Hari baik, bulan
baik, nanti kina berdua yang jalani bukan orang lain.” Hati ku kembali
teguncang, aku berpikir pada hati dan berdoa untuk menetapkan keputusan ku juga
kesiapan ku bahkan papa pernah berkata “Kalau di undur kelamaan, papa takut ga
bisa lihat anak papa nikah.” Akhirnya, aku tetap pada keputusan ku, untuk
menikah dengan Masdi bulan Februari.
Hari
semakin pernikahan ku semakin dekat hanya hitungan minggu, ada rasa sedih teringat
almarhumah mama dimana saat pernikahan nanti tidak ada beliau. Saat sedang
bersantai dengan papa, aku tak menyangka papa meminta di peluk sama aku,
meminta aku bermanja seperti dulu dan berkata “Anak papa sebentar lagi mau
nikah, papa kangen, papa sayang kina, kina sayang kan sama papa?” papa pun
mencium kening ku, ada rasa terharu dan menahan air mata.
3
hari sebelum hari hari pernikahan ku, aku masih kerja, papa pun menelpon kantor
agar aku sudah mulai cuti, aku sudah tak boleh kemana – mana sama papa hari
itu. Dan hari itu, papa sakit, aku pun begitu kuatir karna papa begitu lemah
bahkan sempat berkata “Kalau papa ada salah maafin papa ya, kina mau kan maafin
papa?” Aku tak ingin berpikiran negatif, tapi saat itu aku begitu sedih, sempat
ada rasa takut dalam benakku karna hanya hitungan hari pernikahan akan
terlaksana, hati begitu gelisah, benar – benar takut papa tak bisa jadi wali
nikah ku. Alhamdulillah, papa sembuh ataukah
papa hanya menguatkan diri untuk mempersiapkan pernikahan ku yang belum
selesai.
kumpulan cerita pendek terbaru
Tanggal
08 Februari 2014, hanya tinggal hitungan jam akan terjadi akad nikah. Perasaan
ku biasa saja, begitu tenang, tidak deg – degan, tapi ada perasaan tak percaya
dengan apa yang terjadi akhirnya besok akan jadi hari pernikahan ku.
Tanggal
09 Februari 2014 kurang lebih jam 9 kurang rombongan Masdi datang, aku tau
karna tante ku yang memberi tahu aku yang masih di dalam kamar, terdengar juga
suara petasan pertanda rombongan besan sudah sampai. Lama aku menunggu di
dalam, hanya mendengar apa yang terjadi dari suara yang terdengar, ada perasaan
bahagia, deg – degan, tapi tetap tenang. Tiba saat aku di panggil oleh adiknya
mama untuk keluar dan melaksanakan akad. Aku duduk di samping kiri Masdi
mengenakan kebaya berwarna abu – abu, akad nikah pun terlaksana di teras rumah
ku dengan lancar dan khidmat. Saat akad berlangsung pun, air mata tak bisa ku
tangan karna aku melihat mama dan nenek duduk dibelakang papa, hati begitu
sedih. Memang, saat penyambutan rombongan besan kata adiknya mama, papa nangis
teringat mama.
Alhamdulillah,
aku telah sah menjadi seorang istri masdi. Ada acara adat sederhana sebelum
resepsi di mulai. Selama acara resepsi belangsung sampai berakhir, papa begitu
senang menerima tamu yang datang. Dan aku pun, tak pernah berpikir juga tak
pernah menyangka bahwa pada hari pernikahan ku, terakhir aku mencium tangan
papa, terakhir aku di cium keningnya oleh papa, terakhir aku melihar wajah
bahagia itu. Papa begitu lega pernikahan ku berlangsung dengan lancar, telah
terlaksana menjadi wali nikah ku, papa berkesempatan melihat aku cantik dengan
gaun pengantin.
Aku
bersyukur dan bahagia pernikahan ku telah terjadi dan lancar. Aku dan Masdi
menjadi suami istri dan hidup bersama telah menjadi nyata hari itu, ya, 09
Februari 2014. Persiapan yang tak lama karna kita belum ada setahun pacaran,
tapi sudah sah sebagai keluarga. Ya, aku memiliki keluarga baru dan mengobati
kesepian ku yang dulu, aku begitu tentram dengan suami ku, walau aku di tinggal
dengan wafatnya papa 2 minggu setelah pernikahan ku.
*Happy Anniversary 1th, 02 Juni
2013* (Ya, aku ingat tanggal aku menerima mu sebagai pacar)
_25052014*Kina_kumpulan cerita pendek terbaru